Lakonkomedi menyajikan kelemahan sifat manusia dengan cara yang lucu, sehingga para penonton lebih menghayati kenyataan hidupnya. Lakon komedi harus mampu membuka mata penonton kepada realita kehidupan sehari-hari yang lebih dalam. Tokoh lakon komedi adalah orang-orang yang lemah, tertindas, bodoh, dan lugu. 4.
Ilustrasi naskah lakon teater modern. Sumber PexelsBeragam naskah lakon teater modern tidak terlepas dari fenomena budaya yang terjadi dalam sejarah. Perkembangannya juga berhubungan dengan sejarah teater di IndonesiaPada masa penjajahan Jepang, misalnya, lakon seni pertunjukan digunakan sebagai alat propaganda untuk menanamkan ideologi Jepang terhadap masyarakat Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, naskah lakon merupakan naskah yang masih ditulis tangan dengan gaya dialog langsung cerita sandiwara. Namun, pada masa modern ini naskah lakon juga berlaku pada naskah yang dibuat menggunakan mesin ketik atau secara Naskah Lakon Teater ModernPada mulanya, naskah seni pertunjukan teater ditulis dalam bahasa Melayu-Tionghoa, bahasa Belanda, dan bahasa mulai bermunculan naskah-naskah yang berisi kepahlawanan, perlawanan, dan semacamnya. Hal tersebut membuat naskah teater tidak hanya ditulis oleh sastrawan, melainkan juga oleh para tokoh buku Seni Budaya yang ditulis Sem Cornelyoes Bangun dkk., kehidupan teater modern Indonesia mulai menampakkan wujudnya setelah Usmar Ismail menulis naskah lakon yang berjudul Citra pada lakon ini bukan bertema tentang pahlawan-pahlawan epik atau tentang para bangsawan. Namun, tentang kehidupan sehari-hari atau tentang manusia Indonesia yang sedang menggalang kekuatan menuju pecahnya naskah lakon teater modern. Sumber PexelsTeater modern Indonesia semakin marak dengan berdirinya Pusat Kesenian Jakarta di Taman Ismail Marzuki. Terlebih setelah kepulangan Rendra dari Amerika dengan eksperimen-eksperimennya yang monumental. Misalnya yang terdapat pada naskah lakon Bib Bob, Rambate Rate Rata, Dunia Azwar, dan banyak teater modern Indonesia dilengkapi dengan Sayembara Penulisan Naskah Drama dan Festival Teater Jakarta. Hasilnya, keberagaman bentuk pementasan dapat disaksikan hingga hari samping itu, mulai banyak grup-grup teater yang memiliki bentuk-bentuk penyajian berbeda satu sama lain. Mereka tidak hanya mengadopsi naskah lakon dari Barat, tetapi menggali akar-akar teater tradisi dalam penulisan naskah Pemeranan Seni Teater ModernSecara mendasar, akting terbagi menjadi dua, antara lain akting presentasional dan akting representasional. Berdasarkan buku berjudul Seni Budaya yang ditulis Sem Cornelyoes Bangun dkk., akting presentasional adalah suatu akting ketika pemeran memadukan tubuh, roh, dan jiwa dari karakter yang ada di dalam naskah ke dalam tersebut menghasilkan mutu akting yang wajar, indah, dan tepat sebagai seni pertunjukan. Hal ini sebagaimana yang diacu oleh metode realisme Konstantin akting representasional merupakan lawan dari presentasional. Akting ini mengacu pada bentuk sajian teater yang paling tua dan bertahan hingga kini dalam sejumlah sajian teater tradisional. Selain itu, akting representasional menitikberatkan pada gerakan-gerakan lahiriah tanpa merinci detail gerakan-gerakan samping menjadikan dirinya sebuah karakter, seorang pemeran tokoh dalam seni teater juga perlu memiliki keadaan fisik yang memadai untuk dapat berlaku sebagai pemain. Misalnya, suara yang dikeluarkan saat berdialog dan semacamnya harus bisa terdengar oleh seluruh penonton. Selain itu, gerak tubuhnya harus wajar dan pasti tidak tanggung. MengutipBuku Seni Budaya SMP/MTS Kelas 7 oleh Sudaryati & Booiman (2020), fragmen adalah suatu cerita, petikan cerita, atau lakon yang dipentaskan, baik di depan kelas maupun di atas panggung.Fragmen juga sering disebut sebagai pementasan teater yang memiliki durasi singkat. Bagi kamu yang ingin bermain fragmen, penting sekali untuk mengetahui cara menentukan alur cerita untuk naskah fragmen. nineteen Sebagai contoh adalah dialog drama yang dilakukan oleh dua tokoh yang memiliki karakter suara yang berbeda. Posisi pengaturan jarak dan arah sudut bending jika menggunakan satu mikrofon berbeda dengan dua mikrofon. Penata suara harus dapat menghasilkan suara yang berimbang, artinya hasil pengolahan dua sumber suara tersebut tidak mengalami perbedaan yang mencolok baik secara kualitas dan level keluarannya. Santoso, 2008 c TEKNIK MIXING Suatu proses pengolahanpencampuiran berbagai sumber melalui perangkat elektronik audio mixer untuk menghasilkan pengolahan suara yang terbaik sesuai dengan karakter sumber suara, cita rasa, etika, dan estetika tata suara. Berbagai sumber suara dengan masing-masing karakter masuk secara bersamaan ke audio mixer. Peran penata suara sangat dibutuhkan untuk mengolah dan mengontrol melalui fader level lever audio yang diinginkan. Perbandingan level musik ilustrasi ketika dialog berjalan, transisi, soundtrack, sound effect, dan lain sebagainya perlu diperhatikan. Santoso, 2008 d TEKNIK RECORDING Suatu proses untuk mendapatkan informasi atau hasil rekaman suara yang disimpan dalam suatu media rekaman pita magnetic cassette, piringan hitam, CD, hardisk, dan sebagainya, dengan tujuan hasil rekaman dapat diperdengarkan kembali. Teknik rekaman dilakukan apabila hasil olahan suara hendak disimpan ke dalam media rekam. Apabila tidak, hasil olahan dapat diperdengarkan kembali lewat audio speaker. Santoso, 2008 FUNGSI TATA SUARA Dalam pertunjukan teater, suara memiliki peranan yang penting dalam menyampaikan cerita. Karena media dasarnya adalah lakon yang diucapkan, maka meskipun gerak pemain juga penting, tetapi verbalisasi cerita tersampai melalui suara. Tata suara memiliki beberapa fungsi, yaitu Santoso, 2008 a. Menyampaikan pesan tentang keadaan yang sebenarnya kepada pendengar atau penonton. b. Menekankan sebuah adegan atau peristiwa tertentu dalam lakon, baik melalui efek suara atau alunan musik yang di buat untuk menggambarkan suasana atau atmosfir suatu tempat kejadian. c. Menentukan tempat dan suasana terentu, keadaan tenang, tegang, gembira maupun sedih, misalnya seperti suara ombak, camar dan angin memperkuat latar cerita di tepi pantai. d. Menentukan atau memberikan informasi waktu. Bunyi lonceng jam dinding, ayam berkokok, suara burung hantu, dan lain sebagainya. e. Untuk menjelaskan datang dan perginya seorang pemain. Ketukan pintu, suara motor menjauh, dan suara langkah kaki, gebrakan meja, dan lain sebagainya. twenty f. Sebagai tanda pengenal suatu acara atau musik identitas cara soundtrack. Musik yang berirama jenaka bisa memberikan gambaran bahwa pertunjukan yang akan disaksikan m. bernuansa komedi, sementara musik yang berat dan tegang dapat memberikan gambaran pertunjukan dramatik. h. Menciptakan efek khayalan atau imajinasi dengan menghadirkan suara-suara aneh di luar kelaziman. i. Sebagai peralihan antara dua adegan, sebagai fungsi perangkai atau pemisah adegan, biasanya musik pendek yang dibuat khusus untuk suatu drama atau ceritera. j. Sebagai tanda mulai dan menutup suatu adegan atau pertunjukan. Tone buka dan tone penutup, ada juga yang diambil dari potongan soundtrack. Semua fungsi tata suara berkaitan dengan instrumen yang menghasilkan bunyi. Dalam kasus ilustrasi musik pertunjukan, tata suara menggunakan perlengkapan elektronis. Dengan demikian, penataan suara harus mempertimbangkan keseimbangan antara suara aktor dan suara music ilustrasi. Demikian pula pada saat fungsi suara untuk memulai sebuah adegan. Pengaturan tinggi rendahnya suara harus diperhitungkan sehingga ketika dialog pemain sudah mulai berjalan semuanya akan terdengar dengan jelas Santoso, 2008. JENIS TATA SUARA Dalam unsur-unsur yang terlibat dalam pementasan, tentunya ada tim Artistik yang memiliki beberapa personil yang terbagi menjadi beberapa bagian. Masing-masing bagian memiliki tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri. Tidak tanggung-tanggung, mereka akan total bekerjasama mewujudkan pementasan yang sukses. Dalam seni Teater, Tim ini diantaranya terbagi menjadi beberapa yang tentunya memiliki fungsi masing-masing. Banyak muncul pertanyaan mengapa panggung itu sangat penting? Mengapa Tata rias itu dibutuhkan?, Mengapa Tata lampu harus ada?, mengapa tata suara tidak boleh ketinggalan? jawaban dari semua pertanyaan itu sebagai berikut Fungsi Panggung dan pentas Disini naskah drama dihadirkan. Panggung harus ada karena berfungsi sebagai tempat pentas. Dengan panggung maka fokus pandangan penonton menjadi terpusat pada panggung. Tentunya panggung dibuat lebih tinggi dari tempat duduk penonton, sehingga tidak ada lagi penonton yang terhalang pandangannya terhadap pementasan berlangsung. Fungsi Dekorasi Dekorasi adalah pemandangan latar belakang yang terhias diatas panggung. Fungsi dekorasi ini adalah menguatkan naskah drama. Oleh karena itu panggung harus disesuaikan dengan tema dan naskah drama. Fungsi Tata Lampu Selain untuk menerangi panggung, Tata lampu bisa memberi efek alamiah dari waktu, musim, cuaca dan suasana. Memberi efek pergantian siang dan malam, misalnya malam hari, maka lampu dibuat agak redup, sedangkan siang hari, lampu dibuat terang. Dan sebagainya. Lampu juga dapat membantu permainan dalam melambangkan maksud dengan memperkuat kejiwaan. Lampu juga bisa memberikan variasi yang berubah-ubah. Fungsi Tata Suara Tata suara itu meliputi beberapa hal seperti Audio System, Microphone, efek bunyi, dan alat musik. Tujuannya adalah membuat suara pemain saat berdialog membawakan naskah terdengar dengan jelas. Dalam seni Teater, Musik pengiring drama harus disesuaikan dengan suasana yang sedang berjalan. Jangan sampai dialog sedih, diisi dengan musik yang gembira. Jangan sampai musik pengiring lebih keras dari suara pemain. Ini semua menjadi tanggung jawab Tata Suara. Fungsi Kostum Kostum adalah pakaian kelengkapan yang dikenakan pemain dalam pementasan. Oleh karena itu kostum memiliki fungsi menghidupkan karakter aktor suku bangsa, usia, status sosial, Kepribadian. Kostum juga digunakan sebagai pembeda setting, artinya kostum dapat membedakan antara aktor satu dengan aktor lain. Kostum juga sebagai alat bantu bagi pemain peran, Kostum membuat aktor merasa nyaman pada setiap posisi yang diperankan. Kostum memberikan efek visual gerak dan dapat menambah keindahan. Fungsi Tata Rias Tata rias bisa dikatakan seni kosmetika. Artinya untuk menciptakan wajah aktor yang diinginkan sesuai dengan tuntunan naskah. Tata rias harus memperhatikan tata lampu agar tidak sia-sia. Kalau adegan dengan lampu redup, usahakan rias agak lebih cerah, kostum juga lebih cerah, dengan tujuan tokok tetap terlihat penonton. Tata rias bisa juga untuk merias tubuh, Mengatasi efek lampu, Membuat wajah sesuai dengan peranan yang dikehendaki. Akses instan ke jawaban di aplikasi kami Dan jutaan jawaban atas pertanyaan lain tanpa iklan Lebih pintar, unduh sekarang! atau Lihat beberapa iklan dan buka blokir jawabannya di situs Akses instan ke jawaban di aplikasi kami Dan jutaan jawaban atas pertanyaan lain tanpa iklan Lebih pintar, unduh sekarang! atau Lihat beberapa iklan dan buka blokir jawabannya di situs Pengertian Seni Teater Teater berasal dari kata Yunani adalah theatron sedangkan dalam bahasa Inggris adalah Seeing Identify yang artinya tempat gedung pertunjukan. Pengertian Seni Teater Menurut Para Ahli ane. Pengertian Seni Teater Menurut Moulton Menurut Moulton, drama adalah suatu kisah hidup yang dilukiskan dalam bentuk suatu gerakan life presented in activity. 2. Pengertian Seni Teater Menurut Balthazar Vallhagen Menurut Balthazar Vallhagen, drama adalah suatu kesenian yang melukiskan sifat dan watak manusia dengan suatu gerakan. 3. Pengertian Seni Teater Menurut Ferdinand Brunetierre Menurut Ferdinand Bruneterre, drama adalah seni yang harus melahirkan sebuah kehendak dengan suatu action atau gerak. iv. Pengertian Seni Teater Menurut Anne Civardi Menurut Anne Civardi, drama adalah suatu kisah yang diceritakan lewat sebuah kata-kata dan gerakan. v. Pengertian Seni Teater Menurut Seni Handayani dan Wildan Menurut Seni Handayani dan Wildan teater adalah suatu bentuk karangan yang berpijak pada dua jenis kesenian, yaitu seni sastra dan seni pentas. Fungsi Dan Peran Seni Teater Adapun beberapa fungsi dan peran seni teater adalah Sebagai sarana untuk meningkatkan apresiasi seni Sebagai sarana untuk mendapatkan suasana hiburan Sebagau sarana untuk memfasilitasi seni pertunjukkan yang merupakan hasil budaya masyarakat Sebagai sarana pertemuan antara buah pikiran seniman dengan masyarakat sehingga terjadi komunikasi dan penilaian. Unsur Unsur Seni Teater Unsur unsur seni teater dianataranya adalah i. Unsur Teater Naskah Lakon Cerita Lakon atau naskah adalah materi atau bahan baku yang dijadikan bahan pementasan untuk sebuah garapan Teater. Naskah Lakon adalah karya sastra dengan media Bahasa kata. Mementaskan drama berdasarkan naskah drama berarti memindahkan karya seni dari media bahasa kata ke media Bahasa pentas. Visualisasi karya sastra kemudian berubah esensinya menjadi karya teater. Pada saat transformasi Bahasa kata menjadi Bahasa pentas, karya sastra bersinggungan dengan komponen- komponen teater, yaitu sutradara, pemain, dan tata artistic. Struktur Naskah Lakon Teater Aristoteles yang membagi naskah menjadi lima bagian besar, yaitu eksposisi pemaparan, komplikasi, klimaks, anti klimaks atau resolusi, dan konklusi catastrope. Kelima bagian tersebut pada perkembangan kemudian tidak diterapkan secara kaku, tetapi lebih bersifat fungsionalistik. ii. Unsur Teater Sutradara Sutradara merupakan pimpinan utama kerja kolektif sebuah teater yang menentukan baik buruknya sebuah pementasan teater. Sutradara bertanggung jawab terhadap kelangsungan proses terciptanya pementasan juga harus bertanggung jawab terhadap masyarakat atau penonton. Fungsi Sutradara Teater Fungsi sutradara dalam karya cipta teater adalah penggagas pertama dalam mewujudkan karya pertunjukan, penafsir pertama terhadap naskah yang akan digarap, serta koordinator dalam melaksanakan kerja kolektif. Tugas pokok sutradara adalah mengatur laku para pemain teater untuk dapat mewujudkan gagasan gagasan sutradara agar dapat dikomunikasikan langsung kepada penonton. 3. Unsur Teater Pemain Pemain adalah unsur teater yang memeragakan tokoh di atas panggung. Pemain teater mempunyai wewenang membuat refleksi dari naskah melalui dirinya. Tugas Pemain Teater Pemain teater memiliki tugas mentransformasikan naskah agar dapat menghidupkan tokoh yang ada pada naskah lakon menjadi sosok yang nyata. Oemain teater harus mampu menghidupkan bahasa kata atau tulis menjadi bahasa pentas atau lisan. iv. Unsur Teater Tata Artistik – Pentas Panggung Pentas atau panggung merupakan tempat pelaksanaan pertunjukan teater. Panggung atau pentas ditata oleh seorang seniman penata pentas. Karya seni yang mewujudkan penataan pentas disebut tata pentas. Pentas pada prinsipnya merupaka karya seni yang ikut menjelaskan gagasan- gagasan yang terdapat dalam ceritera dalam bentuk visual dapat dilihat. Unsur artistik meliputi tata panggung, tata busana, tata cahaya, tata rias, tata suara, tata musik yang dapat membantu pementasan menjadi sempurna sebagai pertunjukan. Tata Panggung Teater Tata panggung adalah pengaturan pemandangan di panggung selama pementasan berlangsung. Tujuan Tata Panggung Teater Tujuan tata panggung adalah agar permainan dapat dilihat penonton dan dapat menghidupkan pemeranan dan suasana panggung. Tata Cahaya – Lampu Teater Tata cahaya atau lampu adalah pengaturan pencahayaan di daerah sekitar panggung yang fungsinya untuk menghidupkan permainan dan dan suasana lakon yang dibawakan, sehingga menimbulkan suasana istimewa. Fungsi Tata Cahaya – Lampu Seni Teater Penerangan Menyinari semua objek di atas panggung Dimensi membagi sisi gelap dan terang atas objek yang disinari sehingga membantu perspektif tata panggung. Pemilihan Tata cahaya lampu dapat dimanfaatkan untuk menentukan objek dan expanse yang hendak disinari. Atmosfir Menghadirkan suasana yang mempengaruhi emosi penonton. Tata Musik Teater Tata musik adalah pengaturan musik yang mengiringi pementasan teater yang berguna untuk memberi penekanan pada suasana permainan dan mengiringi pergantian babak dan adegan. Fungsi Tata Musik Teater Sebagai tanda pengenal suatu acara atau musik identitas cara soundtrack. Menciptakan efek khayalan atau imajinasi dengan menghadirkan suara-suara aneh di luar kelaziman. Sebagai peralihan antara dua adegan, sebagai fungsi perangkai atau pemisah adegan, Sebagai tanda mulai dan menutup suatu adegan atau pertunjukan. Tata Suara Teater Tata suara adalah pengaturan keluaran suara yang dihasilkan dari berbagai macam sumber bunyi seperti; suara aktor, efek suasana, dan musik. Tata suara diperlukan untuk menghasilkan harmoni. Fungsi Tata Suara Teater Menyampaikan pesan tentang keadaan yang sebenarnya kepada pendengar atau penonton. Menentukan tempat dan suasana terentu, keadaan tenang, tegang, gembira maupun sedih Menentukan atau memberikan informasi waktu. Bunyi lonceng jam dinding, ayam berkokok, suara burung hantu, dan lain sebagainya. Untuk menjelaskan datang dan perginya seorang pemain. Ketukan pintu, suara motor menjauh, dan suara langkah kaki, gebrakan meja, dan lain sebagainya. Tata Busana Teater Tata busana adalah seni pakaian dan segala perleng-kapan yang menyertai untuk menggambarkan tokoh. Fungsi Tata Busana Teater Mencitrakan keindahan penampilan Membedakan satu pemain dengan pemain yang lain Menggambarkan karakter tokoh Memberikan efek gerak pemain Memberikan efek dramatic Tata Rias Teater Tata rias dan tata busana adalah pengaturan rias dan busana yang dikenakan pemain. Gunanya untuk menonjolkan watak peran yang dimainkan, dan bentuk fisik pemain bisa terlihat jelas penonton. Fungsi Tata Rias Seni Teater Menyempurnakan penampilan wajah Menggambarkan karakter tokoh Memberi efek gerak pada ekspresi pemain Menegaskan dan menghasilkan garis-garis wajah sesuai dengan tokoh Menambah aspek dramatik. Tata Rias Usia Seni Teater Rias Usia merupakan riasan yang digunakan untuk merubah usia atau penampilan seseorang penari menjadi orang tua atau menjadi anak kecil. Tata Rias Tokoh Seni Teater Rias Tokoh merupakan riasan yang memberikan penjelasan pada tokoh yang diperankan. Misalnya memerankan tokoh Sinta Ramayana, atau Srikandi. Tata Rias Watak Seni Teater Rias Watak merupakan riasan yang digunakan sebagai penjelas watak yang diperankan pemainnya. Misalnya peran antagonis contohnya tokoh bawang merah atau peran protagonis contohnya tokoh bawang putih. 5. Unsur Teater Properti – Perlengkapan Pentas Properti adalah perlengkapan yang digunakan di atas panggung untuk membantu menjelaskan maksud yang terkandung dalam naskah. Perlengkapan teater dapat berupa benda-benda yang dihadirkan di atas panggung, atau juga benda-benda yang dipegang oleh para aktris dan aktor untuk mendukung permainannya. Properti yang diletakan di atas pentas untuk kebutuhan pementasan disebut stageprop atau perlengkapan panggung. Properti yang dipegang atau dibawa oleh thespian dan aktris selama pementasan teater disebut handprop. 6. Unsur Teater Penonton Penonton merupakan orang yang menyaksikan atau menonton karena ingin memperoleh kepuasan, kebutuhan, dan harapan terhadap karya seni teater. Simbol Karya Seni Teater Pada dasarnya pagelaran teater merupakan kegiatan seni yang mengungkap seperangkat symbol yang dikomunikasikan kepada penonton. Simbol- simbol yang digunakan sebagai sarana komunikasi dalam teater meliputi symbol visual, symbol verbal, symbol audutif, symbol 1. Simbol Visual Seni Teater Simbol visual adalah simbol yang nampak dalam penglihatan penonton. Simbol visual berwujud benda- benda, bentuk- bentuk, warna- warna dan barang-barang perkakas pendukung pementasan serta perilaku tubuh para pemain. two. Simbol Verbal Seni Teater Simbol exact merupakan symbol yang berupa kata- kata yang diucapkan dalam dialog dan monolog para pemain, narator, maupun dalang. Kata- kata yang diungkap merupakan teks naskah yang diciptakan oleh pengarang. three. Simbol Auditif Seni Teater Simbol auditif adalah simbol yang ditimbulkan oleh bunyi bunyian yang dapat didengar oleh penonton. Bunyi- bunyi tercipta oleh para pemain untuk menghasilkan kesan tertentu, atau bunyi yang dihasilkan dan dibuat sengaja sebagai tataan musik ilustrasi. Pada dasarnya musik adalah symbol. Fungsi Simbol Teater Simbol-simbol yang digunakan dalam pertunjukan teater berfungsi untuk memperkuat komunikasi ide-ide yang akan disampaikan kepada penonton. Nilai Estetis Seni Teater Nilai estetis atau nilai keindahan dalam pergelaran teater merupakan akumulasi dari nilai-nilai yang digagas dan dikomunikasikan kepada penonton. Adapun nilai nilai seni teater adalah ane. Nilai Emosional Seni Teater, Nilai emosional merupakan nilai yang didasarkan pada seberapa banyak penonton teater yang hanyut dalam suasana yang dibangun oleh struktur emosi. Suasana pagelaran dapat sedih, gembira, tragis, menyayat hati, tegang, mencekam, dan sebagainya. ii. Nilai Intelektual Seni Teater, Nilai intelektual merupakan nilai yang didasarkan seberapa besar penonton mendapatkan manfaat dari pertunjukkan. Nilai intelektual yang baik membuat Penonton akan mengalami pencerahan setelah menonton pertunjukan teater. Pertunjukan tersebut banyak memberikan nilai-nilai informasi tentang kehidupan sosial, spiritual, moral, dan sebagainya. three. Nilai Visual Seni Teater, Nilai visual merupakan nilai yang menyebabkan oleh penonton teater kerap merasa takjub melihat peristiwa pentas dengan segala perkakasnya yang speaktakuler hasil tangan-tangan kreatif para pekerja teater. iv. Nilai Verbal Seni Teater, Nilai exact merupakan nilai yang mendorong banyak penon ton yang kagum pada ungkapan kata -kata dari para pemain dengan teknik dinamika yang luar biasa, artikulasi yang jelas, serta irama yang dinamis. Jenis Jenis Teater i. Teater Boneka Boneka dipakai untuk menceritakan legenda atau kisah kisah religius. Berbagai jenis boneka dimainkan dengan cara yang berbeda. Boneka tangan dipakai di tangan sementara boneka tongkat digerakkan dengan tongkat yang dipegang dari bawah. Marionette, atau boneka tali, digerakkan dengan cara menggerakkan kayu silang tempat tali boneka diikatkan. 2. Drama Musikal Drama musical merupakan pertunjukan teater yang menggabungkan seni menyanyi, menari, dan akting. Drama musikal mengedepankan unsur musik, nyanyi, dan gerak daripada dialog para pemainnya. Disebut drama musikal karena memang latar belakangnya adalah karya musik yang bercerita. Karya musik bercerita kemudian dikombinasi dengan gerak tari, alunan lagu, dan tata pentas. 3. Teater Gerak Teater gerak merupakan pertunjukan teater yang unsur utamanya adalah gerak dan ekspresi wajah serta tubuh pemainnya. Penggunaan dialog sangat dibatasi atau bahkan dihilangkan seperti dalam pertunjukan pantomim klasik. four. Teater Dramatik Dramatik digunakan untuk menyebut pertunjukan teater yang berdasar pada dramatika lakon yang dipentaskan. Dalam teater dramatik, perubahan karakter secara psikologis sangat diperhatikan dan situasi cerita serta latar belakang kejadian dibuat sedetil mungkin. Karakter yang disajikan di atas pentas adalah karakter manusia yang sudah jadi, artianya tidak ada proses perkembangan karakter tokoh secara. Teater dramatik mencoba menyajikan cerita seperti halnya kejadian nyata. five. Teatrikalisasi Puisi Teatrikalisasi Puisi merupaka Pertunjukan teater yang dibuat berdasarkan karya sastra puisi yang biasanya hanya dibacakan dicoba untuk diperankan di atas pentas. Teatrikalisasi puisi lebih mengedepankan estetika puitik di atas pentas. Gaya acting para pemain biasanya teatrikal. Tata panggung dan blocking dirancang sedemikian rupa untuk menegaskan makna puisi yang dimaksud. Teatrikalisasi puisi menerjemahkan makna puisi ke dalam tampilan laku aksi dan tata artistik di atas pentas. Jenis Jenis Panggung Teater Beberapa jenis panggung yang sering dipakai untuk pentas teater diantaranya adalah panggung Arena, Proscenium, Jenis Panggung Teater – Arena Panggung loonshit adalah panggung yang penontonnya melingkar atau duduk mengelilingi panggung. Penonton sangat dekat sekali dengan pemain. Karena bentuknya yang dikelilingi oleh penonton, maka penata panggung dituntut kreativitasnya untuk mewujudkan prepare dekor. Kedekatan jarak antara pemain dan penonton dimanfaatkan untuk melakukan komunikasi langsung di tengah-tengah pementasan yang menjadi ciri khas teater tersebut. Aspek kedekatan inilah yang dieksplorasi untuk menimbulkan daya tarik penonton. Jenis Panggung Teater – Proscenium Panggung proscenium bisa juga disebut sebagai panggung bingkai karena penonton menyaksikan aksi aktor dalam lakon melalui sebuah bingkai atau lengkung proscenium proscenium curvation. Bingkai dipasangi layar atau gorden sebagai pemisah wilayah akting pemain dengan penonton, Aktor dapat bermain dengan leluasa seolah- olah tidak ada penonton yang hadir melihatnya. Pemisahan ini dapat membantu efek artistik yang dinginkan terutama dalam gaya realisme yang menghendaki lakon seolah- olah benar -benar terjadi dalam kehidupan nyata. Jenis Panggung Teater Thrust Panggung thrust seperti panggung pro-cenium tetapi dua pertiga bagian depannya menjorok ke arah penonton. Pada bagian depan yang menjorok ini penonton dapat duduk di sisi kanan dan kiri panggung. Bagian depan diperlakukan seolah panggung arena sehingga tidak ada bangunan tertutup vertikal yang dipasang. Sedangkan panggung belakang diperlakukan seolah panggung proscenium yang dapat menampilan kedalaman objek atau pemandangan secara perspektif. Kritik Seni Teater Krtik Seni teater terdiri dari dua model kritik, yakni kritik subjektif dan kritik objektif 1. Kritik Subjektif Seni Teater Kritik subjektif adalah kritik dari seorang kritikus dengan membuat ulasan berdasarkan pada selera pribadinya. Ketika dia membuat pernyataan bahwa pergelaran teater itu jelek, alasannya bahwa dia tidak suka. Sesuatu yang bagus menurut dia adalah sesuatu yang dia sukai, bahkan membandingkan dengan karyanya. Sebaliknya ketika dia mengatakan bahwa pergelaran teater itu bagus, karena memang dia suka garapan seperti itu atau mungkin ada hubungan personal dengan penggarap, karena penggarap itu temannya, saudaranya, atau keluarganya. Pandangan yang subjektif selalu tidak dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena ketika dia mengatakan jelek, dia tidak mampu menunjukan di mana letak kelemahannya. Begitu juga sebaliknya ketika mengatakan bagus terlanjur memiliki perasaan kagum sehingga tak mampu berkata-kata. Kritikus yang subjektif kadang-kadang punya kecenderungan berpihak pada seseorang, bukan pada karya yang ditontonnya. Tidak heran jika kritikus semacam itu akan menutup diri di luar yang dia sukai. Dalam kehidupan zaman sekarang, kritikus semacam itu diperlukan untuk mempopulerkan atau menjatuhkan seseorang dengan cara menggencarkan publikasi di mass media untuk mempengaruhi opini masyarakat tentunya dengan imbalan. ii. Kritik Objektif Seni Teater Kritik objektif adalah kritik yang selalu mengulas karya seni tidak peduli itu karya siapa. Kritik objektif dapat disebut kritik konstruktif bertanggung jawab. Oleh karena kritikannya dinyatakan menyatakan jelek, kritikus akan menunjukan di mana letaknya. Begitu juga ketika dia menyatakan bagus, harus mampu menjelaskan kenapa bagus. Kritikus semacam ini sangat dirindukan oleh kalangan seniman terutama seniman muda yang baru mulai terjun. Karya kritik yang objektif dapat dijadikan ajang pembelajaran guna kemajuan seniman muda selanjutnya. Dengan demikian kritik objektif dapat juga dikatakan kritik membangun. Artinya dia sangat bertanggung jawab atas kehidupan kekaryaan seni terutama teater di masa datang. Kritikus ini biasanya tidak dapat diintervensi oleh siapapun apalagi disogok, karena dia tidak bertanggung jawab pada siapun kecuali pada profesinya. Daftar Pustaka Setiawati, Puspita, 2004, “Kupas Tuntas Teknik Proses Membatik”, Absolut, Yogyakarta. Wartono, Teguh, 1984, “Pengantar Pendidikan Seni Rupa”, Penerbit Yayasan Kanisius, Yogyakarta. Darmawan, Budiman, 1988, “Penuntun Pelajaran Seni Rupa”, Ganeca Exact, Bandung. Sumardjo J., 2010, “Filsafat Seni”, Penerbit PT. Gramedia, Dki jakarta Sumardjo, J., 2000, “Filsafat Seni”, Penerbit ITB, Bandung. Soedarsono, sp., 1990, “Tinjauan seni. Sebuah pengantar untuk apresiasi seni”, Suku Dayar Sana, Yogyakarta. Hadiatmojo, Supardi, 1990, “Sejarah Seni Rupa Eropa”, IKIP Semarang Press, Semarang. Agus, 1986, “Seni, Desain dan Teknologi”, Pustaka, Bandung. Sahman, Humar, 1993, “Mengenal Dunia seni Rupa”, IKIP Semarang, Semarang. Rangkuman Ringkasan Naskah drama dibuat oleh pengarang sastrawan sebagai karya sastra. Naskah atau teks lakon drama memuat pesan-pesan pengarang tentang pengalamannya untuk mendapat tanggapan dari pembacanya atau penggarapnya. Pesan-pesan itu berupa nilai-nilai yang terhimpun dalam ide-ide. Sementara tema lakon merupakan seperangkat ide-ide yang dikomunikasikan kepada publik. Konsep pemilihan pemain akan sangat berpengaruh pada nilai publikasi. Selain konsep pemilihan pemain, pemilihan lakon yang akan digelar juga berpengaruh pada perhatian calon penonton. Konsep penyutradaraan menentukan juga bahwa pergelaran yang akan dilaksanakan mendapat perhatian masyarakat penonton atau tidak. Penentuan tempat harus bersesuaian dengan konsep-konsep lainnya dan membuat masyarakat penonton mendapat kemudahan akses untuk menyaksikannya. Penggunaan properti secara lengkap dan mewah, atau secara sederhana namun efektif akan membuat takjub penonton yang menyaksikannya Nilai estetis atau nilai keindahan dalam pergelaran teater merupakan akumulasi dari nilai-nilai yang digagas dan dikomunikasikan kepada penonton. Kritik subjektif adalah cara orang kritikus membuat ulasan berdasarkan selera pribadinya. Kritik objektif adalah kritik yang mengulas karya seni tidak peduli itu karya siapa. Kritik objektif dapat disebut kritik konstruktif bertanggung jawab. Oleh karena kritikannya dinyatakan jelek, dia akan menunjukan di mana letaknya. Begitu juga ketika dia menyatakan bagus, akan mampu menjelaskan kenapa bagus. Kritikus semacam ini sangat dirindukan oleh kalangan seniman terutama seniman muda yang baru mulai terjun. Karya kritik yang objektif dapat dijadikan ajang pembelajaran guna kemajuan seniman muda selanjutnya. Dengan demikian kritik objektif dapat juga dikatakan kritik membangun. Artinya dia sangat bertanggung jawab atas kehidupan kekaryaan seni terutama teater di masa datang. Kritikus ini biasanya tidak dapat diintervensi oleh siapapun apalagi disogok, karena dia tidak bertanggung jawab pada siapun kecuali pada profesinya.

Sumber Pexels. Teater modern Indonesia semakin marak dengan berdirinya Pusat Kesenian Jakarta di Taman Ismail Marzuki. Terlebih setelah kepulangan Rendra dari Amerika dengan eksperimen-eksperimennya yang monumental. Misalnya yang terdapat pada naskah lakon Bib Bob, Rambate Rate Rata, Dunia Azwar, dan banyak lagi.

Jakarta - Drama merupakan karya fiksi yang ditulis dalam bentuk dialog. Para pemeran lakon drama mementaskan dialog tersebut sesuai tuntunan naskah, petunjuk sutradara, dan arahan tim naskah drama sesungguhnya sangat vital dalam suatu sandiwara. Tak berlebihan jika dikatakan naskah drama dibuat sangat serius dan penuh pertimbangan, meski lakon yang dipentaskan bersifat dari Modul Tema 9 Naskah Drama dalam Pementasan Teater Modern Seni Budaya oleh Kemendikbud, naskah drama adalah karangan berisi cerita atau lakon. Di dalamnya terdapat tokoh dan dialog untuk menyampaikan jalan drama berisi dialog langsung disertai prolog dan epilog. Sumber-sumber penulisan naskah drama didapat dari pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, pengamatan kisah peristiwa nyata, cerita rakyat, atau naskah akan menyusun tema dari sumber-sumber yang dibaca. Tema ini biasanya bersifat implisit, penonton perlu menonton drama dari awal hingga akhir untuk mendapatkan tema dan pesan yang beberapa hal yang harus diketahui tentang membuat naskah dramaA. Kaidah Kebahasaan Naskah DramaMenurut e-Modul Bahasa Indonesia kelas 11 oleh Kemendikbud, kaidah kebahasan dalam teks drama antara lainKata ganti pertama dan kedua digunakan dalam dialog, sedangkan kata ganti ketiga digunakan dalam prolog dan menggunakan kosakata percakapanMenggunakan konjungsi Struktur Naskah DramaPengembangan struktur disesuaikan dengan unsur-unsur intrinsik seperti plot, latar, dialog, penokohan, dan sudut pandang drama. Struktur naskah drama terdiri atasProlog, yaitu pengantar cerita atau pendahuluanDialog, yaitu percakapan antar tokoh ceritaEpilog, yaitu penutup Cara Membuat Naskah Drama1. Tentukan ide yang menarik untuk ditonton2. Tentukan tema drama sesuai dengan ide dan konsep cerita3. Tentukan judul naskah, judul tidak terlalu panjang namun memiliki daya tarik4. Merumuskan naskah, pemetaan tokoh dan karakteristiknya harus jelas sesuai dengan konflik yang ingin digambarkan5. Menyusun kerangka cerita, berisi perkenalan tokoh sampai akhir konflik6. Buatlah sinopsis sebagai gambaran cerita dalam naskah drama7. Kembangkan cara membuat naskah drama, mudah bukan? Naskah drama biasa dipentaskan dalam acara sekolah. Naskah drama yang baik membutuhkan kecermatan dan kreativitas dalam membuatnya. Selamat berkreasi! Simak Video "10 Drama Korea 2021 dengan Rating Tertinggi" [GambasVideo 20detik] row/row
. 260 385 303 471 119 358 230 59

tema cerita dalam naskah lakon teater dapat diketahui dengan cara