JAKARTA, - Dalam dunia ekonomi isitlah supply dan demand atau penawaran dan permintaan rasanya sudah tak asing lagi didengar. Sebab, suatu transaksi tidak akan berlangsung tanpa adanya barang atau jasa dan penawaran maupun apa yang dimaksud dengan supply dan demand? Baca juga Pengertian Sistem Ekonomi, Jenis, Kelebihan dan Kekurangannya Supply Mengutip buku Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas X karya Ismawanto, supply adalah jumlah keseluruhan barang atau jasa yang akan d?ual atau ditawarkan oleh produsen pada berbagai macam tingkat hukum penawaran jumlah barang yang ditawarkan akan selalu berbanding lurus dengan harganya. Artinya, jika harga barang naik, maka jumlah barang yang ditawarkan bertambah. Sebaliknya, jika harga turun, maka jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang. Faktor-faktor yang memengaruhi supply Penawaran suatu barang dipengaruhi oleh banyak faktor, antaralain sebagai berikut Biaya produksi artinya biaya yang dikeluarkan untuk membuat barang atau jasa. Kemajuan teknologi atau adanya teknologi baru. Harga bahan baku untuk membuat barang. Banyaknya produsen yang menawarkan barang. Laba yang diinginkan produsen atau penjual. Baca juga Pengertian Perdagangan Internasional, Hambatan, Manfaat, dan Dampaknya DemandSplekulasimerupakan kegiatan yang mampu mempengaruhi permintaan dan penawaran valutan asing. Semakin tinggi aktivitas spekulasi yang dilakukan, maka semakin tinggi pula permintaan dan penawaran valuta asing. Ketika permintaan valuta asing tinggi, maka mata uang domestic cenderung terdeprisiasi melemah. Artikel ini menyajikan manajemen sisi demand permintaan atau dikenal dengan Demand Side Management DSM untuk konsumsi listrik di kondisi sistem catu daya otonom dengan beberapa sumber pembangkitan – sumber energi fosil atau konvensional dan sumber energi baru terbarukan. Makalah ini menyajikan analisa dan pengaplikasian DSM pada sektor rumah tangga dengan mengklasifikasikan peralatan elektronik rumah tangga tersebut. Klasifikasi ini terbagi menjadi perangkat dengan prioritas tinggi, yang sering disebut sebagai beban non-shiftable. Penggunaan aplikasi yang umum digunakan adalah CMS Central Management System, yang berperan dalam pengaturan penggunaan peralatan elektronik rumah tangga. Kemudian disimulasikan pengaplikasian DSM ini dalam sebuah sistem kelistrikan isolated dan hanya terdiri dari PLTD dan ditambah masuknya PLTS sumber energi baru terbarukan ke dalam sistem. Kemudian dari penetrasi PLTS dan penerapan DSM dengan pola load shifting, maka akan didapat dampak atau efek secara keekonomian yang signifikan, yaitu dengan diperolehnya efisiensi dalam biaya pokok produksi listrik dan juga berdampak positif terhadap lingkungan. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free TUGAS PAPER UAS PENGAPLIKASIAN ENERGY DEMAND SIDE MANAGEMENT DALAM SISTEM KELISTRIKAN ISOLATED DENGAN MASUKNYA PEMBANGKIT ENERGI BARU TERBARUKAN Disusun oleh KELOMPOK 3 Muhammad Yasim Akbar 20210009 M. Taufiq Matutu 202010020 Fadli Alim 202010031 Daniel Rio Armanda 202010033 Imsakyna Ramadhani 202010037 Yasin Ardaisi 202010049 PROGRAM STUDI S2 TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK IT PLN 2021 1 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya, kami dapat menyelesaikan tugas UAS untuk mata kuliah KONSEP DAN EFISIENSI ENERGI BARU TERBARUKAN. Makalah in i berjudul PENGAPLIKASIAN ENERGY DEMAND SIDE MANAGEMENT DALAM SISTEM KELISTRIKAN ISOLATED DENGAN MASUKNYA PEMBANGKIT ENERGI BARU TERBARUKAN, menyajikan manajemen sisi permintaan untuk konsumsi listrik di kondisi sistem catu daya otonom dengan beberapa sumber pembangkitan – sumber energi tradisional dan terbarukan. selain ituMakalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan sebagai bahan Penilaian Ujian Akhir Semester pada Semester 2 program studi Magister Teknik Elektro Institut Teknologi PLN. Dalam Penyusunan makalah ini, tidak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang te lah membantu khususnya da ri rekan-rekan sekelompok kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Semoga makalahini, dapat bermanfaat dan menjadi sumber pengetahuan bagi pembaca, akhir kata dengan kerendahan hati, kritik dansaran sangat kami harapkan demi penyempurnaanmakalah ini. Sekian dan terimakasih. Jakarta, Juli 2021 Penyusun 2 DAFTAR ISI KataPengantar………………………………………………………………………………………………………1 Daftar Isi……………………………………………………………………………………………………………… 2 Abstrak…………………………………………………………………………………………………………………3 Bab I Pendahuluan Latar Belakang………………………………………………………………………………………..... 4 Maksud dan Tujuan…………………………………………………………………………………...4 Batasan Masalah……………………………………………………………………………………… 5 Bab II Studi Pustaka Gambaran Umum………………………………………………………………………………………6 Demand Side Management……………………………………………………………………….. 7 Ragam Pola DSM ……………………………………………………………………………………… 8 Smart Grid………………………………...………………………………………………………………11 Kontribusi Penelitian………………………………………………………………………………………………. 15 Regulasi DSM………………………………………………………………………………………… 16 …………………………………………………………………………………………………………………………………………… Analisis Teknis………………………………………………………………………………………… 25 Analisis Ekonomi……………………………………………………………………………………… 26 Analisis Lingkungan………………………………………………………………………………… 28 Bab V Kesimpulan dan Saran Kesimpulan……………………………………………………………………………………………….29 Saran ………………………………………………………………………………………………………. 29 Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………………………30 3 ABSTRAK Artikel ini menyajikan manajemen sisi demand permintaan atau dikenal dengan Demand Side Management DSM untuk konsumsi listrik di kondisi sistem catu daya otonom dengan beberapa sumber pembangkitan – sumber energi fosil atau konvensional dan sumber energi baru terbarukan. Makalah ini menyajikan analisa dan pengaplikasian DSM pada sektor rumah tangga dengan mengklasifikasikan peralatan elektronik rumah tangga tersebut. Klasifikasi ini terbagi menjadi perangkat dengan prioritas tinggi, yang sering disebut sebagai beban non-shiftable. Penggunaan aplikasi yang umum digunakan adalah CMS Central Management System, yang berperan dalam pengaturan penggunaan peralatan elektronik rumah tangga. Kemudian disimulasikan pengaplikasian DSM ini dalam sebuah sistem kelistrikan isolated dan hanya terdiri dari PLTD dan ditambah masuknya PLTS sumber energi baru terbarukan ke dalam sistem. Kemudian dari penetrasi PLTS dan penerapan DSM dengan pola load shifting, maka akan didapat dampak atau efek secara keekonomian yang signifikan, yaitu dengan diperolehnya efisiensi dalam biaya pokok produksi listrik dan juga berdampak positif terhadap lingkungan. Keyword Demand Side Management, Load Shifting, PLTS 4 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam rangka memenuhi tugas penulisan makalah untuk mata kuliah MTE 3204 – KONSEP DAN EFISIENSI EBT program studi magister teknik elektro S2 IT-PLN, kami sepakat untuk mengambil topik tentang Efisiensi dan dipilih tema makalah mengenai Demand Side management DSM. Semula, terkumpul 5 makalah terkait DSM, namun setelah dievaluasi dan dipelajari lebih mendalam, maka kami mengambil satu makalah dengan judul “Energy demand side management in stand alone power supply system with renewable energy sources” disusun oleh tim penulis Lavrik dan dipublikasikan dalam IPDME 2020, Journal of Physics Conference Series, IOP Publishing. Dari makalah tersebut, kami mencoba menerjemahkan judulnya menjadi “Pengaplikasian Energy Demand Side Management dalam Sistem Kelistrikan Isolated dengan Masuknya Pembangkit Energi Baru Terbarukan”. Dengan berlatar belakang kondisi kelistrikan di Eropa pada umumnya dan khususnya di negara Rusia yang banyak terdesentralisasi, makalah ini kami nilai dapat diadaptasi dengan kondisi aktual di Indonesia. Dalam penulisan makalah ini, dilakukan simulasi penerapan DSM dengan penerapan pola load shifting pada sektor rumah tangga dengan melakukan pendataan berbagai macam tipe maupun jenis peralatan elektronik yang menggunakan daya listrik yang kemudian dibagi-bagi atau dikategorikan berdasarkan kebutuhan daya dan durasi pemakaian. Pada makalah aslinya, banyak peralatan rumah tangga yang kurang lazim digunakan di Indonesia, sehingga kami melakukan sedikit perubahan dan menyesuaikan dengan penggunaan peralatan elektronik rumah tangga di Indonesia. Maksud dan Tujuan Penulisan makalah ini bertujuan agar dapat menganalisa dan mengevaluasi penggunaan peralatan elektronik rumah tangga di Indonesia, sehingga didapat pola 5 operasi yang tepat apabila pemakaian pembangkit listrik yang semula menggunakan energi fosil misalnya PLTD digantikan dengan pembangkit jenis energi baru terbarukan EBT seperti contohnya PLTS, yang dalam makalah aslinya penggunaan PLTS dengan kapasitas 200 kW masuk ke dalam sistem kelistrikan. Sistem kelistrikan yang dimaksud bukanlah sistem yang besar dan kompleks, namun hanya disimulasikan sistem kelistrikan yang isolated dan belum terinterkoneksi dengan sistem besar. Dengan masuknya PLTS 200 kW tersebut, maka diharapkan penggunaan PLTD akan dapat dikurangi dan menghemat penggunaan bahan bakar minyak. PLTS dengan sifatnya yang intermitten dan hanya optimal beroperasi pada siang hari, disimulasikan menerapkan pola load shifting dan memikul beban puncak pada saat siang hari. Dengan pola operasi tersebut, diharapkan didapat efisiensi yang maksimum dan penyesuaian tariff untuk sektor rumah tangga, walaupun saat ini di Indonesia pengenaan tarif dasar listrik masih bersifat seragam dan tidak dibeda-bedakan berasarkan waktu dan kebutuhan beban, namun kami meyakini bahwa dengan adanya simulasi ini, akan didapat efisiensi yang optimal dalam pengelolaan operasi sistem tenaga listrik di Indonesia. Batasan Masalah Penulisan makalah ini dibatasi pada lingkup penerapan Demand Side Management DSM dengan pola load shifting pada suatu sistem kelistrikan isolated yang hanya terdiri dari PLTD Pusat Listrik Tenaga Diesel dan PLTS Pusat Listrik Tenaga Surya, yang kemudian pola operasi tersebut disimulasikan terhadap penggunaan peralatan elektronik rumah tangga atau hanya berfokus pada sektor rumah tangga. Kemudian dari simulasi tersebut diharapkan agar didapat nilai efisiensi terhadap kondisi kelistrikan pada sistem tersebut yang berkaitan pula dengan tarif daya listrik. Walaupun untuk tarif ini memang kurang relevan dengan kondisi di Indonesia, namun kami tetap mencoba untuk menganalisa dan mengevaluasi tarif tersebut agar di kemudian hari dapat bermanfaat dan mungkin dapat diaplikasikan pada kondisi kelistrikan di Indonesia. 6 BAB II LANDASAN TEORI Gambaran umum Saat ini, sumber energi terbarukan banyak digunakan dalam sistem catu daya terdesentralisasi. Penggunaan energi terbarukan memungkinkan dalam memecahkan banyak masalah, untuk mengurangi biaya listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga diesel, meningkatkan keandalan pasokan listrik, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Pada saat yang sama, integrasi energi terbarukan memiliki kekurangan, yang utama yaitu ketidakstabilan pembangkitan dan sulitnya mengumpulkan listrik yang dihasilkan. Untuk meningkatkan faktor pemanfaatan kapasitas terpasang, mengurangi daya listrik yang terbuang pada beban tinggi, dan meningkatkan integrasi sumber energi terbarukan ke dalam catu daya sistem, ada beberapa teknologi yang dapat diterapkan, salah satunya adalah Demand Side Management DSM. Regulasi permintaan melibatkan insentif ekonomi bagi pengguna untuk mengubah jadwal pembebanan pelanggan tergantung pada situasi dalam sistem catu daya. Sehubungan dengan kompleksitas listrik otonom dengan sumber energi terbarukan, situasi ini ditandai dengan pembangkitan sumber energi terbarukan, serta arus tingkat konsumsi energi. Ada berbagai cara untuk mengimplementasikan sistem DSM. Cara paling umum di mana peralatan listrik terhubung melalui jaringan lokal ke pengontrol konsumsi daya yang dipasang di rumah. Pada gilirannya, terhubung ke pengontrol beban pusat yang melayani banyak objek. Seiring dengan metode lain yang mengecualikan, khususnya saluran komunikasi, dan berdasarkan prinsip penentuan apakah perangkat dapat dihidupkan oleh pengontrol yang memantau frekuensi saluran. Masalah penting lainnya juga adalah pengklasifikasian perangkat dan metode interaksi pengguna dengan sistem pengaturan. Masalah-masalah ini dipertimbangkan. Sebagai contoh, Sebuah klasifikasi dari peralatan listrik diperlukan, di mana beban prioritas tinggi misalnya, kompor listrik mengacu pada beban yang tidak bergeser. Pada saat yang sama, potensi Demand Side Management 7 dalam sistem otonom, yang beroperasi, sebagai suatu peraturan, dengan biaya bahan bakar operasional yang signifikan, harus diungkapkan di seluruh yang tersedia volume. Dalam studi, beban prioritas tinggi, termasuk peralatan dapur, diklasifikasikan sebagai bergeser beban, meskipun kurangnya deskripsi dari algoritma interaksi pengguna-DSM. Dengan demikian, dalam hal ini kerja, klasifikasi dan skema interaksi antara DSM dan pengguna diusulkan, yang menyediakan pengiriman pemberitahuan operasional oleh yang terakhir untuk perangkat dari kategori yang dipilih. Demand Side Management DSM Manajemen permintaan energi, juga dikenal sebagai manajemen sisi permintaan DSM atau respons sisi permintaan DSR, adalah modifikasi permintaan konsumen akan energi melalui berbagai metode seperti insentif keuangan dan perubahan perilaku melalui pendidikan. Biasanya, tujuan dari manajemen sisi permintaan adalah untuk mendorong konsumen menggunakan lebih sedikit energi selama jam sibuk , atau untuk memindahkan waktu penggunaan energi ke waktu tidak sibuk seperti malam hari dan akhir pekan. Manajemen permintaan puncak tidak serta merta mengurangi konsumsi energi total , tetapi diharapkan dapat mengurangi kebutuhan investasi jaringan dan/atau pembangkit listrik untuk memenuhi permintaan puncak. Contohnya adalah penggunaan unit penyimpanan energi untuk menyimpan energi selama jam tidak sibuk dan mengeluarkannya selama jam sibuk. Aplikasi yang lebih baru untuk DSM adalah untuk membantu operator jaringan dalam menyeimbangkan pembangkitan intermiten dari unit angin dan matahari, terutama ketika waktu dan besarnya permintaan energi tidak sesuai dengan pembangkit yang terbarukan. Generator yang disambungkan selama periode permintaan puncak seringkali merupakan unit bahan bakar fosil. Meminimalkan penggunaannya mengurangi emisi karbon dioksida dan polutan lainnya. Istilah DSM diciptakan setelah masa krisis energi 1973 dan krisis energi 1979. Pemerintah banyak negara mengamanatkan kinerja berbagai program untuk manajemen permintaan. Contoh awal adalah Undang - Undang Kebijakan Konservasi Energi Nasional tahun 1978 di AS , yang didahului oleh tindakan serupa di California dan Wisconsin . Manajemen sisi permintaan diperkenalkan secara publik oleh 8 Electric Power Research Institute EPRI pada 1980-an. Saat ini, teknologi DSM menjadi semakin layak karena integrasi teknologi informasi dan komunikasidan sistem tenaga, istilah baru seperti integrated demand-side management IDSM, atau smart grid. Kegiatan Energi Demand Managemen berusaha untuk menjadikan permintaan dan pasokan listrik lebih dekat ke keadaan yang dirasakan optimal, dan membantu memberikan manfaat bagi pengguna akhir listrik untuk mengurangi permintaan mereka. Dalam sistem modern, pendekatan terpadu untuk manajemen sisi permintaan menjadi semakin umum. IDSM secara otomatis mengirimkan sinyal ke sistem pengguna akhir untuk melepaskan beban tergantung pada kondisi sistem. Ini memungkinkan untuk sangat tepat penyetelan permintaan untuk memastikan bahwa itu cocok dengan pasokan setiap saat, mengurangi pengeluaran modal untuk utilitas. Kondisi sistem kritis dapat berupa waktu puncak, atau di area dengan tingkat energi terbarukan yang bervariasi, selama saat-saat ketika permintaan harus disesuaikan ke atas untuk menghindari pembangkitan yang berlebihan atau ke bawah untuk membantu perampingan kebutuhan. Secara umum, penyesuaian permintaan dapat terjadi dengan berbagai cara diantaranya melalui respons terhadap sinyal harga, seperti tarif diferensial permanen untuk waktu sore dan siang hari atau hari penggunaan dengan harga tinggi, perilaku perubahan dicapai melalui jaringan area rumah, kontrol otomatis seperti dengan AC yang dikendalikan dari jarak jauh, atau dengan penyesuaian beban permanen dengan peralatan hemat energi. DSM mencakup semua kegiatan berfokus pada efisiensi penggunaan akhir tingkat lanjut dan pemanfaatan listrik yang efektif, termasuk permintaan respon dan efisiensi energi. Ragam Pola DSM Demand Side Resources seperti beban fleksibel, pembangkitan terdistribusi, dan sistem penyimpanan dapat menyediakan berbagai pola layanan ke sistem tenaga dengan memodifikasi pola konsumsi beban. Seperti itu pola layanan dapat mencakup Load Shifting, Valley Filling, Peak Clipping, Dynamic Energy Management, Energy Efficiency Improvement and Strategic Load Growth. Profil beban domestik harian sederhana digunakan untuk menggambarkan fungsi setiap pola layanan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar dibawah. 9 Gambar 1. Load Shifting Load Shifting Pergeseran beban adalah perpindahan beban antar waktu dalam sehari dari on-peak ke off-peak atau musim. Pada Gambar 1, beban seperti mesin cuci yang mengkonsumsi 1 kW selama 2 jam dialihkan ke waktu di luar jam sibuk. Gambar 2. Valley Filling Tujuan utama Valley Filling, yaitu untuk meningkatkan permintaan di luar jam sibuk melalui penyimpanan energi, misalnya men-charging baterai kendaraan listrik atau menyimpan panas pada penyimpanan panas listrik. Perbedaan utama antara Valley Filling dan Load Shifting adalah Valley Filling itu memasukkan beban baru ke periode waktu di luar jam sibuk, tetapi Load Shifting hanya menggeser beban sehingga konsumsi energi total tidak berubah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 3. Peak Clipping 10 Peak clipping mengurangi permintaan beban puncak, terutama ketika permintaan mendekati batas termal feeder/transformator, atau batas suplai seluruh sistem. Peak Clipping Gambar 3 terutama dilakukan melalui kontrol beban langsung dari peralatan rumah tangga, misalnya, mengurangi pengaturan termostat pemanas ruangan atau kontrol pemanas air listrik atau unit pendingin udara. Karena pemotongan puncak mengurangi energi yang dikonsumsi oleh beban tertentu pada Gambar 3, energi 2 kWh berkurang, seringkali konsumen harus mengurangi kenyamanan mereka. Gambar 4. Energy Efficiency Improvment Energy Efficiency Improvement dimaksudkan untuk mengurangi penggunaan energi secara keseluruhan. Pendekatan termasuk menawarkan insentif untuk mengadopsi peralatan hemat energi, penerangan, dan penggunaan akhir lainnya, atau strategi yang mendorong penggunaan listrik yang lebih efisien, misalnya, umpan balik data konsumsi dan biaya kepada konsumen, dapat mengarah pada pengurangan konsumsi energi total. Gambar 4 menunjukkan pengurangan permintaan energi ketika sepuluh lampu filamen 60 W beroperasi mulai pukul hingga pukul diganti dengan lampu fluorescent Compact 20 W. Demand Side Management menjelaskan serangkaian strategi yang dapat digunakan dalam persaingan pasar listrik untuk meningkatkan partisipasi pelanggan dalam penyediaan energi mereka. Kapan pelanggan terkena harga pasar, mereka mungkin merespon seperti dijelaskan di atas, misalnya,dengan menggeser beban dari puncak ke periode off-peak, dan/atau dengan mengurangi total atau permintaan puncak melalui kontrol beban, langkah-langkah efisiensi energi atau dengan menginstal pembangkit energi terbarukan. Pelanggan dapat menjual jasa energi baik dalam bentuk pengurangan konsumsi energi atau melalui pembangkit lokal. 11 Smart Grid Konsep Smart Grid menggabungkan sejumlah teknologi, solusi dan alamat pengguna akhir serta sejumlah penggerak kebijakan dan peraturan. SmartGrid adalah jaringan listrik yang secara cerdas dapat mengintegrasikan tindakan semua pengguna terhubung dengannya generator, konsumen, dan mereka yang melakukan keduanya untuk mengirimkan secara efisien pasokan listrik yang berkelanjutan, ekonomis, dan aman. Smart grid menggunakan produk dan layanan inovatif bersama dengan pemantauan cerdas, kontrol, komunikasi, dan teknologi self healing untuk 1. Lebih memudahkan koneksi dan pengoperasian generator dari semua ukuran dan teknologi. 2. Memungkinkan konsumen untuk berperan dalam mengoptimalkan pengoperasian sistem. 3. Memberikan informasi dan pilihan yang lebih besar kepada konsumen tentang bagaimana mereka menggunakan suplai listrik mereka. 4. Secara signifikan mengurangi dampak lingkungan dari keseluruhan sistem pasokan listrik. 5. Mempertahankan atau bahkan meningkatkan tingkat keandalan, kualitas, dan keamanan pasokan sistem yang sudah ada. 6. Mempertahankan dan meningkatkan layanan yang ada secara efisien. Elemen umum untuk sebagian besar definisi adalah penerapan pemrosesan digital dan komunikasi ke jaringan listrik, membuat aliran data dan manajemen informasi menjadi pusat jaringan pintar. Berbagai kemampuan dihasilkan dari penggunaan teknologi digital yang terintegrasi secara mendalam dengan jaringan listrik. Integrasi informasi grid baru adalah salah satu isu utama dalam desain smart grid. Utilitas listrik sekarang dapat dibagi menjadi tiga kelas transformasi peningkatan infrastruktur, penambahan lapisan digital, dan transformasi proses bisnis, yang diperlukan untuk memanfaatkan investasi dalam teknologi pintar. Sebagian besar pekerjaan yang telah dilakukan dalam modernisasi jaringan listrik, terutama otomatisasi gardu induk dan distribusi, kini termasuk dalam konsep umum jaringan pintar. 12 Teknologi Smart Grid Sebagian besar teknologi Smart Grid sudah digunakan dalam aplikasi lain seperti manufaktur dan telekomunikasi dan sedang diadaptasi untuk digunakan dalam operasi grid, teknologi tersebut antara lain a. Komunikasi Terintegrasi Komunikasi terintegrasi akan memungkinkan kontrol real time, pertukaran informasi dan data untuk mengoptimalkan keandalan sistem, pemanfaatan aset, dan keamanan. Area untuk perbaikan meliputi otomatisasi gardu induk, respons permintaan, otomatisasi distribusi, kontrol pengawasan dan akuisisi data SCADA, sistem manajemen energi, jaringan mesh nirkabel dan teknologi lainnya, komunikasi pembawa saluran listrik, dan serat optik. b. Penginderaan dan pengukuran Sensing and Measurement Tugas inti mengevaluasi kepadatan dan stabilitas jaringan, memantau kesehatan peralatan, pencegahan pencurian energi, dan dukungan strategi pengendalian. Teknologi meliputi meter mikroprosesor canggih pengukur pintar dan peralatan pembacaan meter, sistem pemantauan area luas, biasanya berdasarkan pembacaan online oleh penginderaan suhu terdistribusi yang dikombinasikan dengan sistem peringkat termal real time. c. Smart meter. d. Satuan pengukuran fasor Phasor Measurement Unit Banyak komunitas teknik sistem tenaga percaya bahwa pemadaman listrik di Timur Laut tahun 2003 dapat diatasi ke area yang jauh lebih kecil jika jaringan pengukuran fasor area luas telah ada. e. Kontrol aliran daya terdistribusi Perangkat kontrol aliran daya terpasang ke saluran transmisi yang ada untuk mengontrol aliran daya di dalamnya. Jalur transmisi yang diaktifkan dengan perangkat tersebut mendukung penggunaan energi terbarukan yang lebih besar dengan menyediakan kontrol real time yang lebih konsisten atas bagaimana energi tersebut disalurkan dalam jaringan. Teknologi ini memungkinkan jaringan untuk lebih efektif menyimpan energi intermiten dari energi terbarukan untuk digunakan nanti. 13 f. Smart Power Generation. adalah konsep yang menyesuaikan pembangkitan listrik dengan permintaan beban menggunakan beberapa generator identik yang dapat memulai, menghentikan, dan beroperasi secara efisien pada beban yang dipilih, secara independen dari yang lain, menjadikannya cocok untuk pembangkit listrik beban dasar dan puncak. Menyesuaikan pasokan dan permintaan, yang disebut penyeimbangan beban, sangat penting untuk pasokan listrik yang stabil dan andal. Penyimpangan jangka pendek dalam keseimbangan menyebabkan variasi frekuensi dan ketidaksesuaian yang berkepanjangan menyebabkan pemadaman. Operator sistem transmisi daya dibebankan dengan tugas penyeimbangan, Menyesuaikan output daya semua generator dengan beban jaringan listrik mereka. Tugas penyeimbangan beban menjadi jauh lebih menantang karena semakin meningkatnya sebagai akibat meningkatnya intermitensi pembangkit seperti turbin angin dan sel surya yang ditambahkan ke jaringan, memaksa produsen lain untuk menyesuaikan output mereka lebih sering dari pada yang diperlukan di masa lalu. g. Power System Automation Memungkinkan diagnosis yang cepat dan solusi yang tepat untuk gangguan atau pemadaman jaringan tertentu. Teknologi ini bergantung dan berkontribusi pada masing -masing dari empat bidang utama lainnya. Tiga kategori teknologi untuk metode kontrol lanjutan adalah agen cerdas terdistribusi sistem kontrol, alat analisis algoritme perangkat lunak dan komputer berkecepatan tinggi, dan aplikasi operasional SCADA, otomatisasi gardu induk, respons permintaan, dll. Teknologi Komunikasi pada Smart Grid Infrastruktur komunikasi sistem tenaga biasanya terdiri dari sistem SCADA Supervisory Control and Data Acquisitiondengan saluran komunikasi khusus ke dan dari Pusat Kontrol Sistem dan Jaringan Area Luas atau Wide Area Network WAN. Sistem SCADA terhubung ke semua fasilitas operasional sistem tenaga utama, yaitu stasiun pembangkit pusat, gardu induk jaringan transmisi dan gardu distribusi primer ke Pusat Pengendalian Sistem. WAN digunakan 14 untuk bisnis perusahaan dan operasi pasar. Ini membentuk jaringan komunikasi inti dari sistem tenaga tradisional. Namun di Smart Grid diharapkan kedua elemen infrastruktur komunikasi ini akan menyatu menjadi satu utilitas WAN. Perkembangan penting dari Smart Grid Gambar 1. adalah untuk memperluas komunikasi seluruh sistem distribusi dan untuk membangun komunikasi dua arah dengan pelanggan melalui Neighborhood Area Networks NAN yang mencakup wilayah yang dilayani oleh distribusi gardu induk. Gambar 5. Infrastruktur Komunikasi Smart Grid Pelanggan akan memiliki Home Area Networks HAN. Jaringan antarmuka Rumah dan Neighbourhood Area Networks akan melalui Smart Meter atau Smart InterfacingDevice. Berbagai sub-jaringan komunikasi yang akan membentuk Smart Grid menggunakan teknologi yang berbeda terlihat pada Tabel 1 dan tantangan utama adalah bagaimana mereka dapat diintegrasikan secara efektif. Untuk Smart Grid yang diilustrasikan pada Gambar 1, berlaku untuk LAN di sistem SCADA, NAN di sekitar jaringan distribusi dan HAN di konsumen. 15 Tabel 1. Teknologi yang digunakan pada Sub-Network Kontribusi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat yaitu untuk menambah pengetahuan mengenai pemodelan Demand Side Management dalam rangka pengelolaan beban harian rumahan yang optimal, baik dari sisi konsumen maupun dari sisi utilitas. 16 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Regulasi DSM Dari Operasi Beban Domestik Demand Side Management adalah suatu metode yang dilakukan oleh suatu utilitas dalam merencanakan kebutuhan kapasitas listrik terpasang yang bisa di supply sesuai dengan kebutuhan konsumen melalui perencanaan forecasting berdasarkan data riil perkiraan peningkatan kebutuhan listrik secara efektif dalam jangka waktu tertentu. Tujuan DSM adalah untuk meningkatkan efisiensi biaya operasional serta meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen. Regulasi atau kebijakan ini diimplementasikan untuk mampu mengontrol, melihat pengaruh serta mengurangi konsumsi pemakaian listrik sehingga mampu meningkatkan sistem pemanfaatan listrik secara keseluruhan melalui pemakaian yang efisien sesuaidengan kebutuhan konsumen. Metode ini sangat bermanfaat bagi Perusahaan pembangkit listrik karena sumber pembangkit listrik yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan konsumen tidak over-supply. Dengan demikian total biaya produksi dapat dihemat. Ada beberapa regulasi yang diterapkan untuk DSM dari operasi beban domestik yang digunakan, diantaranya adalah a. Consumer Notices b. Key DSM timing parameters c. Classification of Household appliances d. Bonuses and penalties for costumer Consumer Notice DSM yang diusulkan didasarkan pada sistem notifikasi oleh pelanggan pada Perusahaan jaringan listrik dalam rencana penggunaan perangakat listrik tertentu. Berdasarkan pada solusi yang diusulkan, pelanggan atau konsumen yang ikut berpartisipasi dalam demand management system harus memberikan informasi 17 kepada perusahaan jaringan listrik tentang rencana switching-on beroperasi dan durasinya pada perangkat dari group II dan III, serta ketika beralih ke mode daya berlebih dari perangkat group I. Notifikasi Advanced Operational Group I, II Group III Tabel 2. Tipe Notifikasi Key DSM Timing Parameters Parameter dari DSM yang mengkarakteristikan batas waktu untuk memberi dan membatalkan notifikasi / pemberitahuan serta power cycling. Desain utama karakteristik dari parameter DSM seperti disebutkan pada tabel dibawah ini. ITEMS Example T1 Waktu maksimum untuk notifikasi advanced yang dikirim terhadap penggunaan perangkat pada group I, II 24 jam T2 Waktu minimum yang mengirim notifikasi advanced untuk menghindari penalti 1 jam T3 Waktu minimum untuk notifikasi advanced dengan penalti yang diambil 10 min T4 Waktu dimana notifikasi operasional untuk maksud penggunaan perangkat pada group III dikirim 10 min td2 Waktu dimana, setelah rencana dijadwalkan maka perangkat pada group I, II harus dinyalakan 20 min td3 Waktu dimana, setelah rencana dijadwalkan maka perangkat pada group III harus dinyalakan 5 min tc2 Waktu minimum sebelum rencana penjadwalan penggunaan perangkat, jika memungkinkan untuk membatalkan notifikasi advanced T2 tc3 Waktu dimana selama notifikasi dapat dibatalkan setelah dikirim 15 detik Tabel 3. DSM Utama dari Parameter Waktu 18 Klasifikasi Dari Perangkat Rumah Tangga Klasifikasi ini diusulkan untuk mengkategorikan perangkat listrik rumah tangga menurut fleksibilitasnya kedalam 4 group a. Group I – beban listrik, dalam mode normal, sebagian dikendalikan oleh central management system CMS. Seperti pada perangkat listrik AC dan water heater. b. Group II – Low Priority – beban listrik berdaya tinggi, yaitu umumnya pada perangkat portabel tanpa mengganggu kenyamanan pengguna yang berarti. Beban itu seperti pada perangkat mesin cuci, mesin pengering, pencuci piring dan setrika uap. c. Group III – Beban listrik berdaya tinggi dengan high pritority. Dalam group ini peralatan listrik yang termasuk seperti pada kompor listrik, ketel listrik, dan beberapa peralatan dapur lainnya yang membutuhkan daya tinggi. d. Group IV – Beban listrik berdaya rendah dengan high priority. Dalam group ini peralatan listrik yang termasuk seperti lampu, perangkat komputer, TV dan peralatan multimedia lainnya. Klasifikasi dari peralatan listrik rumah dapat ditunjukkan pada tabel dibawah ini. I II III IV Kontrol-Parsial CMS Low Priority High Priority Konsumsi Power 700 W atau lebih Konsumsi Power kurang dari 700 W 1Pemanas Air Listrik Mesin Cuci Kompor Listrik Lampu 2AC Mesin Pengering Ketel Listrik Komputer 3 Mesin Cuci Piring Lainnya TV 4 Setrika Uap Lainnya 5 Penghisap Debu Tabel 4. Usulan Klasifikasi Dari Peralatan Rumah Tangga 19 a. Group I Untuk memaksimalkan efek dari Demand Side Management, sebagian pemanas air listrik harus dikendalikan oleh CMS, meskipun ini bukan kondisi yang sangat diperlukan. Dalam hal ini, CMS akan dapat mengeluarkan perintah lebih awal untuk menyalakan perangkat jika terjadi kelebihan listrik dari sumber energi terbarukan. Untuk menentukan waktu yang diperbolehkan dalam peralihan lanjutan dimana meskipun akan kehilangan panas, efek ekonominya akan tercapai, pengguna harus memasukkan informasi perangkat kedalam informasi sistem data pada CMS. Untuk melakukan ini, peralatan pengisi pemanas air yang terhubung ke sistem pemasok air dinyalakan untuk memanaskan air ke suhu maksimum, setelah itu pengguna mengatur suhu minimum air sesuai dengan instruksi perangkat dan kemudian menetapkan waktu hingga pemanas dinyalakan kembali tanpa adanya aliran panas. Data dari kapasitas tangki dimasukan kedalam informasi sistem data pada saat pengguna terhubung ke sistem DSM atau pemanas air yang baru dipasang Suhu maksimum Tmax dan suhu minimum Tmin, sesuai dengan instruksi dan waktu pendinginan air dalam tangki suhu dari Tmax ke suhu Tmin. Dalam mode rutin, konsumen menetapkan rentang waktu selama pemanas air water heater harus mempertahankan suhu air t1 di tangki penyimpanan. Dengan notifikasi advanced dari konsumen ke CMS, pemanas air memanaskan air hingga suhu t2 pada waktu tertentu. Perlu dicatat bahwa pemanas air ini atas permintaan pengguna dan dapat dihapus dari mode kontrol parsial di CMS. Dalam hal ini, selama menerapkan skema yang lebih sederhana tanpa kontrol parsial untuk pemanas air, maka perangkat pemanas air ini akan dikelompokan kedalam group III. Group I juga mencakup peralatan AC dan peralatan lainnya dengan siklus operasi yang interruptible bisa diinterupsi. 20 b. Group II Untuk waktu tertentu, misalnya, 24 jam sebelum rencana penggunaan perangkat milik group II, pengguna mendapat kesempatan untuk memberi tahu perusahaan jaringan listrik tentang niat dan rencana untuk menyalakan perangkat dan perkiraan durasi penggunaannya. Kurang dari 1 jam sebelum waktu yang ditentukan, pengguna mungkin diminta untuk tidak menggunakan perangkat pada waktu yang dipilih, penawaran ini dapat "diterima" atau "ditolak" dalam sistem informasi atau diabaikan. Untuk memaksimalkan efek atau dampak dari DSM kedepannya, dengan luasnya perkembangan Internet of Things IoT, dimungkinkan untuk mengklasifikasikan beberapa perangkat - mesin cuci, mesin pengering, dan pencuci piring menjadi group I, yaitu perangkat yang sebagian dikendalikan oleh CMS. Dalam hal ini, CMS akan dapat mengeluarkan perintah untuk menghidupkan perangkat menggunakan daya dari Renewable Energy System RES yang berlebih. Pada tahap ini, kita akan mengasumsikan penggunaan peralatan rumah tangga yang saat ini tersedia secara komersial. Bagian dari perangkat pada group II, akan lebih mudah untuk memulai / menggunakan perangkat tersebut dengan penundaan waktu. Dalam hal ini, tidak ada sanksi yang dikenakan karena mengabaikan usulan CMS juga karena menolaknya untuk mengalihkan beban ke konsumen. Menurut algoritma yang diusulkan, pengembang/pengguna harus menentukan waktu minimum untuk mengirim notifikasi advanced, misalnya 1 jam. Dalam kasus di mana notifikasi advanced dikirim kepada group II lebih lambat dari waktu minimum, maka pengguna dikenakan denda. Denda tersebut dihitung berdasarkan jumlah listrik yang dibutuhkan, adanya kelebihan pembangkit energi terbarukan dan waktu peringatan. 21 Pengguna dikenakan hukuman karena kewajiban untuk menyalakan perangkat listriknya. Dalam kondisi notifikasi advanced, pengguna diberikan waktu tertentu, misalnya 15 menit setelah waktu yang ditentukan untuk mengaktifkan perangkat. c. Group III Sebelum menyalakan peralatan listrik yang dipunya pada group III, pengguna melalui sistem data informasi melakukan dan membawa notifikasi operasional kepada perusahaan jaringan listrik. Setelah pemrosesan informasi, pengguna mungkin diminta untuk menolak menggunakan perangkat pada waktu yang dipilih, penawaran ini harus "diterima" atau "ditolak" dalam sistem informasi. Setelah "menerima" tawaran penolakan tersebut maka pengguna akan diblokir dari kemungkinan notifikasi operasional terhadap permintaan untuk mengaktifkan perangkat listrik untuk sementara waktu. Jika cadangan daya yang diperlukan terjadi selama pemblokiran pengiriman notifikasi operasional, central management center dapat memberi tahu pengguna melalui sistem informasi tentang kemungkinan untuk menyalakan perangkat. Konsumen dapat membatalkan tawaran CMS untuk menolak menggunakan perangkat yang ada. Untuk penolakan penawaran tersebut, tidak ada sanksi yang dikenakan kepada konsumen. Pengguna tidak boleh mengabaikan tawaran CMS untuk transfer penggunaan perangkat, karena hukuman akan dikenakan pada konsumen. Saat menyalakan perangkat pada grup III tanpa adanya pemberitahuan maka pengguna akan dikenai sanksi. Jika kewajiban untuk menghidupkan perangkat tidak terpenuhi, maka pengguna juga akan dikenakan sanksi. Setelah notifikasi operasional, pengguna diberikan waktu tertentu setelah waktu yang ditentukan olehnya untuk menghidupkan perangkat. 22 d. Group IV Pengguna tidak perlu memperingatkan dan memberitahukan kepada perusahaan jaringan listrik tentang rencana penggunaan perangkat listrik pada group IV, seperti pada perangkat penerangan, computer, peralatan kantor, televisi dan peralatan lain yang dayanya tidak melebihi nilai yang ditentukan oleh pengembang sistem misalnya, 700 W. Bonus dan Penalti Untuk Konsumen Fungsi dari Demand Management System didasarkan pada prinsip-prinsip motivasi ekonomis bagi pengguna. Tabel 5 dan 6 di bawah ini memberikan informasi tentang jenis bonus dan penalti untuk pelaksanaan insentif ekonomi. Bonus Type Tipe Notifikasi Group Appliances Advanced I, II Operasional III A Menyalakan perangkat tepat waktu sebelum periode td2 berakhir Menyalakan perangkat tepat waktu sebelum periode td3 berakhir B Penerimaan usulan oleh CMS untuk menolak penggunaan perangkat Penerimaan usulan oleh CMS untuk menolak penggunaan perangkat C Partisipasi dalam program sistem kontrol parsial oleh perangkat pada Group I hanya untuk kelompok I Tabel 5. Tipe dari Bonus untuk Konsumen Penalty Type Tipe Notifikasi Group Appliances Advanced I, II Operasional III A Membatalkan notifikasi kurang dari waktu tc2 Membatalkan notifikasi lebih lambat dari waktu tc3 setelah dikirim 23 B Menghidupkan perangkat tanpa pemberitahuan atau waktu yang dijadwalkan sebelumnya Menghidupkan perangkat tanpa pemberitahuan atau waktu yang dijadwalkan sebelumnya C Perangkat tidak menyala selama periode td2 setelah waktu yang dijadwalkan Perangkat tidak menyala selama periode td2 setelah waktu yang dijadwalkan D Notifikasi yang terlambat Tabel 6. Tipe Penalti untuk Konsumen Prinsip Operasional Dalam Sistem Algoritma atau flowchart operasi DSM yang diusulkan dari peralatan listrik rumah tangga pada group III ditunjukkan seperti dibawah ini. Gambar 6. Algoritma DSM Untuk Group III Terhadap Peralatan Listrik Rumah Tangga 24 Algoritma operasi DSM dari group II pada perangkat listrik rumah tangga memiliki sedikit perbedaan. Misalnya dalam hal pembatalan notifikasi untuk grup III diperbolehkan paling lambat tc setelah pengiriman. Untuk group II, diperbolehkan selambatnya dalam waktu tertentu sebelum menggunakan perangkat. 25 BAB IV HASIL DAN ANALISA ANALISA TEKNIS Berikut adalah grafik beban kepemilikan rumah rata-rata Indonesia tanpa adanya interupsi siklus beban yang disajikan, yaitu perangkat yang dirujuk dalam pekerjaan ini ke kelompok I dan IV. Gambar 7. Kurva beban peralatan elektronik rumah tangga tanpa Grup I dan Grup IV. Tabel 7. Penjelasan Definisi gambar 7. NO. KETERANGAN DIAGRAM SINGKATAN TIPE PERANGKAT 1 OS Kompor Listrik 2 TD Mesin Pengering 3 WM Mesin Cuci 4 CP Rice Cooker 5 DW Dispenser 6 RF Kulkas 7 FR AC 26 Selanjutnya, pertimbangkan kompleks listrik otonom yang terdiri dari 100 rumah tangga seperti itu, serta peralatan pembangkit berupa photovoltaic station PVS atau PLTS dengan kapasitas terpasang 200 kW dan PLTD. Grafik beban 100 rumah tangga tipikal ditunjukkan pada Gambar 8, yang juga menunjukkan grafik produksi PLTS pada hari musim panas yang cerah. ANALISA EKONOMI Gambar 8. Kurva beban 100 rumah tangga biasa tidak semua kelompok perangkat ditampilkan dan and pola pembangkitan PLTS dengan kapasitas terpasang 200 kW tidak termasuk DSM. Kami melakukan transfer sebagian beban malam ke rentang waktu di mana ada kelebihan kekuatan PLTS. Sesuai dengan algoritma yang diusulkan, pergeseran penggunaan perangkat ke periode sebelumnya diperbolehkan untuk peralatan yang ditugaskan ke grup I, yang tidak dipertimbangkan dalam contoh ini. Jadi, seluruh beban dipindahkan hanya dalam satu arah – ke periode berikutnya. Pada gambar 8 menunjukkan pola diagram pemakaian peralatan rumah tangga pada jam sibuk, pola kurva beban pada ujung yang ditunjukkan oleh pemakaian energi PLTS yang bergaris hijau terdapat space atau ruang kosong antara pukul 11 sampai pukul 15 siang space itu menunjukkan pemakaian peralatan tanpa DSM sedangkan pada gambar 9 menunjukkan kurva beban dengan menggunakan DSM. Kurva beban akhir ditunjukkan pada Gambar 9. 27 Gambar 9. Kurva beban 100 rumah tangga biasa tidak semua kelompok perangkat ditampilkan dan and pola pembangkitan PLTS dengan kapasitas terpasang 200 kW termasuk DSM. Akibatnya, jumlah listrik yang harus dihasilkan oleh PLTD berkurang 102,2 kWh. Mengingat konsumsi solar spesifik sebesar 250 L/kWh, yang merupakan tipikal untuk unit PLTD baru yang efisien, transfer beban dalam contoh ini akan menghemat 25,55 kg bahan bakar. Mengambil biaya bahan bakar diesel termasuk biaya transportasi Rp yang berdampak secara keekonomian sehingga diperoleh efisiensi dari Load Shifting sekitar Rp Tabel 8 menunjukkan data tentang jumlah siklus yang digeser, serta contoh kemungkinan ukuran bonus bagi konsumen. Akibatnya, sekitar Rp dapat ditransfer ke konsumen, sedangkan sisanya Rp diterima oleh perusahaan jaringan listrik. Device type Pergeseran siklus Bonus A Bonus B Jumlah dalam contoh WM 74 Rp Rp Rp DW 47 Rp Rp Rp OS 8 Rp Rp Rp Rp Tabel 8. Jumlah pergeseran siklus pengoperasian perangkat dan bonus kepada konsumen. Perlu dicatat bahwa konsumsi bahan bakar diesel untuk bagian utama generator diesel secara signifikan melebihi nilai yang diterima. Jadi, konsumsi bahan bakar 28 spesifik rata-rata di Indonesia yang mengoperasikan jumlah PLTD terbesar di antara wilayah negara Indonesia, adalah 400 L/kWh. Dalam hal ini, efek ekonomi dari pengurangan konsumsi bahan bakar meningkat sebesar 60%. Potensi DSM dapat diperluas dengan integrasi sistem pada penyimpanan energi. Keuntungan lain yang diperoleh selama transfer beban mengurangi pengoperasian mesin PLTD pada jam-jam sibuk sehingga life time PLTD bisa lebih lama dan selain menghemat konsumsi bahan bakar juga dapat mengurangi cost pemeliharaan rutin. ANALISA LINGKUNGAN Perhitungan berdasarkan spesifik emisi PLTD menunjukkan bahwa dengan mengurangi produksi karbon dengan nilai yang ditunjukkan, pelepasan 0,719 kg/kWh karbon dan nitrogen oksida, hidrokarbon, jelaga, sulfur dioksida dan polutan lainnya ke dalam atmosfer akan dicegah. Pada contoh study case di salah satu wilayah di Indonesia kondisi optimum kontribusi PLTS sebesar 63% dan PLTD 37% dengan nilai bersih sekarang sebesar Rp , biaya pembangkitan listrik sebesar Rp konsumsi BBM pertahun liter, emisi CO2 yang dihasilkan sistem sebesar kg/tahun atau berkurang sebesar 83,355 kg/kWh dari kondisi awal dan kelebihan energi listrik selama setahun sebesar kWh. Bila diasumsikan dalam sehari mendapatkan 5 jam kualitas sinar matahari yang baik kondisi cuaca cerah, maka dalam sehari diperoleh energi listrik sebagai berikut Produk listrik 200kWp x 80 % x 5 jam = 800 kWh/hari 1 bulan 800 kWh x 30 hari = kWh/bulan Sehingga dengan adanya PLTS ini dapat menurunkan emisi CO2 sebesar kWh x 0,719 Kg/kWh = Kg/kWh CO2 Atau setara 17,2 Ton CO2 per bulan. 29 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN a Dalam penerapan DSM khususnya di negara-negara Eropa saat ini telah menggunakan software maupun aplikasi pendukung untuk mengendalikan peralatan elektronik rumah tangga secara otomatis. Dalam pembahasan paper ini penulis mensimulasikan penerapan DSM dengan bantuan aplikasi CMS Central Management System. b Dalam makalah ini, klasifikasi peralatan listrik rumah tangga dengan perangkat prioritas tinggi di tempatkan dalam kategori terpisah terutama peralatan dapur yang sering disebut sebagai beban non-shiftable, dapat berpartisipasi dalam program ini. Maka itulah perlu dikembangkan Algoritma untuk interaksi sistem kontrol manajemen sisi permintaan dan pengguna c Dalam contoh yang dipertimbangkan dengan 100 rumah tangga biasa, serta dengan PLTS dengan daya terpasang 200 kW dan PLTD, dengan prinsip mentransfer sebagian dari beban konsumen. Sebagai hasil dari transfer ini diantaranya adalah efek ekonomi, peningkatan masa pakai unit generator diesel PLTD dan penurunan emisi karbon. d Dari hasil penelitian dengan menggunakan Algoritma DSM ini menunjukkan bahwa beberapa jenis peralatan dapat mencapai efek ekonomi yang signifikan, meningkatkan masa pakai peralatan dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. SARAN Arah lebih lanjut untuk pekerjan ini yaitu pengembangan dari suatu sistem kendali Demand Side Management, berbasis metode pembelajaran otomatisasi yang memprediksi forecastingkonsumsi penggunaan daya dan menghasilkan prediksi jadwal produksi daya dan beban. 30 DAFTAR PUSTAKA Aripriharta, Budi Rahardjo. “Analisis besar potensi penghematan energi pada kasus kelistrikan rumah tangga yang menerapkan system manajemen energi model on-demand.”, TEKNO, vol9, Februari 2008, ISSN 1693-8739. Sulaima, Othman, “ETOU electricity tariff for manufacturing load shifting strategy using ACO algorithm”, Bulletin of Electrical Engineering and Informatics. Vol. 8, March 2019, ISSN 2301-9285. Olatunji Obalowu Mohammed, Mohd Wazir Mustafa, Daw Saleh Sasi Mohammed, Sani Salisu, Nabila Ahmad Rufa’i. “A systematic approach to evaluating the influence of demand side management resources on the interarea capacity benefit margin.”, Bulletin of Electrical Engineering and Informatics. Vol. 8, December 2019, ISSN 2302-9285. Preeti Gupta, Yajvender Pal Verma, Deepak Kumar. “Optimizing load variations using demand side management in the presence of SPV generation”, ICIIIE 2020, IOP Conf. Series Material Science and Engineering. IOP Publishing. Lavrik, “Energy demand side management in stand alone power supply system with renewable energy sources”, IPDME 2020, Journal of Physics Conference Series. IOP Publishing. Lipina S. A., Bocharova L. K., Belyaevskaya-Plotnik L. A. 2018. Anlysis of government support tools for mining companies in the Russian Arctic zone Journal of Mining Institute 230 217-222 DOI Gan Shek Mueller 2016. Optimised operation of an off-grid hybrid wind-diesel-battery system using genetic algorithm. Energy Conversion and Management 126 446-462. Ilinova Dmitrieva 2018. The Mechanism of innovative development of the Russian Arctic zone International Journal of Mechanical Engineer and Technology 99 1439-1451 ISSN09766340. 31 Kirsanova Lenkovets Nikulina 2018. Renewable Energy Sources RES as a factor determining the social and economic development of the arctic zone of the Russian Federation International Multidisciplinary Scientific GeoConference Surveying Geology and Mining Ecology Management SGEM 18 679-689 DOI ResearchGate has not been able to resolve any citations for this article presents the demand side management for electricity consumption in the conditions of autonomous power supply systems with several sources of generation-traditional and renewable energy sources. The paper gives a classification of household electrical appliances in accordance with this, even devices with a high priority, which are often referred to as non-shiftable load, can participate in the program. An algorithm for the interaction of the demand side management control system and the user is proposed. It is shown that with the participation in the demand management program even some types of equipment can achieve a significant economic effect, increase the service life of the equipment and reduce the negative impact on the environmentDemand Side Management DSM is a new concept that provides a viable and more efficient option to alter the net electricity consumption pattern without bringing much discomfort to the consumers. With the development of control and information technology, residential community provides a new potential demand side management entity to the distribution utilities to optimize their load profile. In this paper, the opportunities associated with Solar Photo Voltaic SPV integrated distribution utilities residential consumer DSM to minimize the gap between the targeted and actual load profile are investigated. A load deferral DSM model to shift the operation of not so critical residential appliances along with the optimal energy dispatch model from the residential consumer side battery energy storage BES is presented. A centrally controlled DSM strategy to optimize the operating time of deferrable devices and BES bidirectional power flow has been proposed. The DSM results considering different scenarios with and without BES and load deferral are compared with the original case of without DSM. It has been observed that the DSM strategy in the presence of SPVs and battery storage can substantially reduce the overall variance of the actual load curve from the predicted load paper presents load shifting strategy for cost reduction on manufacturing electricity demand side, by which a real test load profile had been used to prove the concept. Superior bio-inspired algorithm, Ant Colony Optimization ACO had been implemented to optimize the upright load profile of load shifting strategy in the Malaysia Enhance Time of Use ETOU tariff condition. Subsequently, significant simulation results of operation profit gain through 24 hours electricity consumption had been analyzed properly. The proposed method had shown reduction of approximately 6% of the electricity cost at peak and mid peak zones, when 20%, 40%, 60%, 80% and 100% load shifting weightages were applied to the identified 10% controlled loads consequently. It is hoped that the finding of this study can help poise the manufacturers to switch to ETOU tariff as well as support the national Demand Side Management DSM is one of the most important players in the Arctic zone with significant economic, security, and political interests in the region. Russia's economic interests in the Arctic generally are based on two things-natural resources and maritime transport. This paper is focused on natural resources and an innovative approach to its usage, and on innovation infrastructure to promote the innovative development of the Russian Arctic. In the article, the strategic importance of the Russian Arctic Zone as a wealth of petroleum and mineral resources is determined. Main challenges of the Arctic development and existent infrastructure as the basis for the innovative development of the Arctic were identified. The main approaches to the development of innovation infrastructure in the Arctic zone of Russia are negative factors preventing the innovative development of the Arctic region are identified. It is determined that to prevent the negative factors it is necessary to focus on creating a powerful infrastructure complex in the region, which will provide economic, innovative and social effects. An approach to the realization of innovative strategy of the Arctic mineral resources complex is suggested and mechanism of the Russian Arctic zone innovative development is elaborated. The conclusions related to the innovative development of the Russian Arctic are made on the basis of the conducted research. Aripriharta AriprihartaBudi RahardjoThe electrical system, a residential buildings may not optimized their management of energy demand. On-demand model give the solution, in that case. On-demand model is a kind of demand side management for increase the eficiency and reduce cost of electrical energy demand with more sophiticated in served. This paper presented that from the eksperimen of on-demand model has a significan role in two kind of residential tariff in Indonesia, there were R-450 VA and R-900 VA. Key word on-demand, electrical energy, energi saving. Pada kasus sistem kelistrikan rumah tangga, teknik demand-side management DSM untuk penghematan energi elektrik masih belum optimal. Model on-demand menawarkan solusi untuk optimalisasi penghematan energi dengan mengadopsi teknologi automation untuk pengendalian sistem kelistrikan rumah tangga. Untuk pemakaian peralatan listrik pada semua kelompok uji diperoleh data bahwa pemakaian energi listrik termasuk dalam kategori boros tidak hemat, artinya telah terjadi pemakaian energi listrik berlebihan akibat pola konsumsi energi listrik yang kurang baik dan ketidak tepatan dalam pemilihan peralatan listrik yang digunakan. Besar energi listrik yang dipakai setiap bulan oleh pelanggan rumah tangga yang belum menerapkan model on-demand untuk kategori R-450 VA dan kategori R-900 VA pada pengujian terbatas terbilang boros karena melebihi level yang dianjurkan. Besar potensi energi listrik yang dapat dihemat oleh pelanggan rumah tangga yang menerapkan model on-demand untuk kategori R-450 VA dan R-900 VA berada pada level yang signifikan. Besar penghematan biaya beban energi listrik rata-rata perbulan yang dapat dicapai dengan implementasi model on-demand pada manajemen energi listrik di rumah tangga untuk R-450 VA dan R-900 VA mencapai harga yang cukup signifikan. Kata kunci energi listrik, model on-demand, DSM, hemat energi. Latar Belakang Masalah Indonesia telah kehilangan Rp 11,65 trilyun pada tahun 2000, karena 200 juta penduduk Indonesia tidak melakukan penghematan energi. Padahal pada tahun tersebut, ada potensi penghematan sebesar 11,13% dari total konsumsi energi. Menurut Agenda 21 Indonesia, sektor energi dan sektor rumah tangga memiliki peluang penghematan hingga 10-30% dari kebutuhan yang ada saat ini, sedangkan sektor industri dan transportasi memberikan kontribusi penghematan yang lebih besar lagi, yaitu 24-30%. Hal ini tergantung metode penghematan energi yang diterapkan. Elyza, R., 20041. Menurut Coggan, A. D., 2006 metode penghematan energi merupakan bagian dari sistem manajemen dan konservasi energi yang merupakan implementasi dari teknologi energy management system EMS. Khusus untuk energi listrik, industri automation telah mengembangkan model on-demand sebagai metode manajemen energi listrik Setiap sistem 1Available transfer capability is an index to measure the security and economic viability of an interconnected system. However, to accurately determine this index, other associated parameters need to be accurately evaluated. One of these parameters is the capacity benefit margin CBM. For efficient power generation reliability and sustainability, a certain amount of supply capacity is commonly reserved by utilities, which in most cases remain unused, to reduce the effect of generation outage. To minimize this unused reserve, utilities usually reserve a predetermined amount of tie-line capacity between interconnected areas to have access to external supply. This tie-line reserved for this purpose is termed as capacity benefit margin CBM. In this paper a technique for computing CBM is used, the sensitivity of CBM support from other areas to the increase in load in one of the areas is investigated, and conclusively, demand side management is proposed to improve the quantification of CBM. The contribution of this work is the assessment of the CBMs support from other areas during a critical condition, using the flexibility of DSM technique. The modified 24-bus IEEE reliability test system is employed for the verification of the an off-grid hybrid wind-diesel-battery system, the diesel generator is often not utilised efficiently, therefore compromising its lifetime. In particular, the general rule of thumb of running the diesel generator at more than 40% of its rated capacity is often unmet. This is due to the variation in power demand and wind speed which needs to be supplied by the diesel generator. In addition, the frequent start-stop of the diesel generator leads to additional mechanical wear and fuel wastage. This research paper proposes a novel control algorithm which optimises the operation of a diesel generator, using genetic algorithm. With a given day-ahead forecast of local renewable energy resource and load demand, it is possible to optimise the operation of a diesel generator, subjected to other pre-defined constraints. Thus, the utilisation of the renewable energy sources to supply electricity can be maximised. Usually, the optimisation studies of a hybrid system are being conducted through simple analytical modelling, coupled with a selected optimisation algorithm to seek the optimised solution. The obtained solution is not verified using a more realistic system model, for instance the physical modelling approach. This often led to the question of the applicability of such optimised operation being used in reality. In order to take a step further, model-based design using Simulink is employed in this research to perform a comparison through a physical modelling approach. The Simulink model has the capability to incorporate the electrical and mechanical Simscape physical characteristics into the simulation, which are often neglected by other authors when performing such study. Therefore, hybrid system simulation models are built according to the system proposed in the work. Finally, sensitivity analyses are performed as a mean of testing the designed hybrid system’s robustness against wind and load forecast of government support tools for mining companies in the Russian Arctic zoneS A LipinaL K BocharovaL Belyaevskaya-PlotnikLipina S. A., Bocharova L. K., Belyaevskaya-Plotnik L. A. 2018. Anlysis of government support tools for mining companies in the Russian Arctic zone Journal of Mining Institute 230 217-222 DOI YangDisebut Sebagai Sisi Demand 10 June 2022 Coretan Terbaru 1 Consumers' surplus dan produsers' surplus consumers' surplus dapat diartikan sebagai berikut: Untuk memahami hal diatas, dibuatlah kurva penawaran, yakni grafik yang menghubungkan antara kuantitas dan harga barang yang ditawarkan.
– Istilah inflasi tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita. Inflasi merupakan proses kenaikan harga barang secara terus-menerus yang nantinya akan memengaruhi daya beli masyarakat. Inflasi bisa saja timbul dari sisi penawaran, dari ekspektasi inflasi itu sendiri dan juga dari sisi permintaan yang sering juga disebut sebagai demand pull inflation. Berikut ini kita akan membahas lebih lanjut mengenai inflasi yang muncul dari sisi permintaan atau demand pull inflation. Yuk, simak ulasannya di bawah ini. Mengenal Demand Pull Inflation Penyebab Demand Pull Inflation 1. Pertumbuhan ekonomi 2. Meningkatkan permintaan ekspor 3. Pengeluaran pemerintah 4. Ekspektasi inflasi 5. Lebih banyak uang dalam sistem Perbedaan Demand Pull Inflation dan Cost Push Inflation Contoh Demand Pull Inflation Mengenal Demand Pull Inflation Fenomena kenaikan harga terus-menerus disebut dengan inflasi. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, inflasi dapat timbul dari berbagai faktor. Selain dari sisi supply, ekspektasi inflasi, demand, terdapat beberapa faktor lainnya seperti peredaran uang yang berlebihan, kekacauan akibat konflik politik dan ekonomi, dan dorongan biaya. Nah, salah satu faktor yang menimbulkan inflasi adalah demand atau permintaan yang sering disebut sebagai demand pull inflation. Inflasi jenis ini muncul akibat adanya permintaan baik barang maupun jasa yang tinggi. Namun, meskipun permintaan suatu barang atau jasa tersebut sedang sangat tinggi, produsen juga harus mampu untuk dapat memenuhi semua permintaan yang sangat banyak tersebut. Permintaan yang tinggi berdampak pada harga yang juga biasanya diikuti oleh berkurangnya penawaran atau pasokan barang tersebut. Suatu kondisi ini biasanya digambarkan oleh para ekonom sebagai “terlalu banyak uang yang dimiliki untuk mengejar barang yang terlalu sedikit”. Ketika fenomena permintaan melebihi penawaran, maka yang terjadi adalah harga yang lebih tinggi. Di saat tingkat pengangguran yang rendah, inflasi juga dapat terjadi, karena lebih banyak orang yang memiliki pendapatan lebih banyak untuk dibelanjakan. Selain itu, peningkatan pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah juga baik lho untuk perekonomian, namun tindakan ini juga dapat menyebabkan kelangkaan beberapa barang yang nantinya akan menyebabkan inflasi. Penyebab Demand Pull Inflation Demand Pull Inflation pada umumnya menggambarkan fenomena yang meluas. Maksudnya, jika permintaan konsumen telah melebihi penawaran yang tersedia dari banyak jenis barang konsumsi, maka inflasi jenis ini yang akan terjadi dan akan memaksa peningkatan biaya hidup secara keseluruhan. Inflasi ini merupakan prinsip ekonomi Keynesian lho. Inflasi ini menggambarkan efek ketidakseimbangan yang terjadi dalam permintaan dan penawaran agregat. Saat permintaan agregat pada suatu perekonomian melebihi penawaran agregatnya, maka harga naik, dan inilah yang menjadi penyebab paling umum dari inflasi. Berikut ini adalah 5 hal yang menjadi penyebab demand pull inflation, yaitu 1. Pertumbuhan ekonomi Ketika konsumen sudah merasa percaya diri, mereka akan membelanjakan uang lebih banyak dan atau memilih berutang. Ini tentunya akan mengarah pada peningkatan permintaan yang stabil, yang memiliki arti bahwa harga akan lebih tinggi. 2. Meningkatkan permintaan ekspor Meningkatnya permintaan ekspor yang tiba-tiba akan memaksa penurunan kurs atau nilai mata uang. 3. Pengeluaran pemerintah Ketika pemerintah menambah atau membelanjakan yang menyebabkan pengeluaran pemerintah naik, maka harga akan cenderung naik. 4. Ekspektasi inflasi Perusahaan dapat saja sewaktu-waktu menaikkan harga barang yang dimiliki dengan ekspektasi inflasi dalam waktu dekat. 5. Lebih banyak uang dalam sistem Ekspansi jumlah uang beredar namun terlalu sedikit barang yang tersedia untuk dibeli akan membuat harga meningkat. Perbedaan Demand Pull Inflation dan Cost Push Inflation Demand pull inflation dan cost push inflation cenderung bergerak dengan cara atau suatu proses yang hampir sama namun, kedua jenis inflasi ini bekerja pada aspek sistem yang berbeda. Demand pull inflation menunjukkan penyebab kenaikan harga, sedangkan cost push inflation menunjukkan bagaimana inflasi, ketika sudah terjadi atau begitu dimulai, sulit untuk dihentikan. Cost push inflation terjadi ketika uang ditransfer dari satu sektor ekonomi ke sektor ekonomi lainnya, lho. Khususnya kenaikan biaya produksi seperti biaya bahan baku dan juga upah yang pasti akan dibebankan kepada konsumen dan dikemas dalam bentuk harga barang jadi yang lebih tinggi. Secara sederhana perbedaan antara demand pull inflation dan cost push inflation, yaitu demand pull inflation disebabkan oleh pertambahan permintaan konsumen terhadap suatu barang atau jasa secara umum, yang tidak disertai dengan peningkatan penawaran akan barang dan jasa tersebut. sedangkan cost push inflation terjadi karena kenaikan harga faktor produksi yang menyebabkan pengeluaran produsen mengalami peningkatan sehingga menurunkan penawaran. Contoh Demand Pull Inflation Contoh demand pull inflation yang nyata kita alami beberapa waktu yang lalu adalah kenaikan harga masker yang awalnya murah, dan memiliki pasokan yang banyak. Namun saat virus Covid masuk ke Indonesia, harga masker yang biasanya berada di kisaran harga Rp500 atau per satuan menjadi atau bahkan per satuan dengan penawaran yang sangat terbatas. Inflasi yang terjadi dan tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian bagi para pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan dan juga akan menyulitkan kehidupan masyarakat. Inflasi yang tinggi dan tidak terkendali juga akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus mengalami penurunan sehingga standar hidup masyarakat juga turun dan pada akhirnya akan menjadikan semua orang terutama masyarakat miskin menjadi semakin miskin. Nah, berinvestasi adalah salah satu cara untuk mengatasi inflasi. Instrumen yang kamu pilih dapat berupa saham atau reksa dana sesuai profile risk kamu. Ajaib adalah aplikasi aman dan terpercaya dengan fitur yang lengkap dan membantu kamu berinvestasi dengan mudah dan informatif. Segera download aplikasi Ajaib di smartphone kesayanganmu, yah.
- Permintaan demand dalam ekonomi memiliki arti keseluruhan jumlah barang atau jasa yang dapat diminta pada berbagai tingkat harga, waktu, dan tempat dari Sumber Belajar Kemendikbud, dalam kegiatan ekonomi terdapat permintaan demand dan penawaran supply yang saling bertemu kemudian membentuk satu titik pertemuan dalam satuan harga dan kuantitas jumlah barang.Hukum permintaan berbunyi, “Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak jumlah barang yang tersedia diminta, dan sebaliknya semakin naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia diminta.” Sementara, yang bertindak melakukan permintaan adalah pembeli, sedangkan penjual bertindak sebagai pemberi penawaran. Dalam transaksi antara penjual dan pembeli terjadi proses tawar-menawar yang merupakan proses kesepakatan pada harga tertentu. Setiap transaksi perdagangan tentu terdapat permintaan, penawaran, harga, dan kuantitas yang saling memengaruhi satu sama lain. Dalam ekonomi terdapat istilah Harga keseimbangan atau harga pasar Equilibrium Price, yaitu tinggi rendahnya tingkat harga yang terjadi akibat kesepakatan antara produsen penawaran dengan konsumen permintaan. Harga keseimbangan terjadi apabila produsen penawaran bersedia melepas barang/jasa, sedangkan konsumen permintaan bersedia membayar kurva harga keseimbangan terjadi titik temu antara kurva permintaan dan kurva penawaran, yang disebut Equilibrium Permintaan Mengutip buku Ekonomi Kelas X 2020, jenis-jenis permintaan dibedakan menjadi dua, yaitu a. Berdasarkan Jumlah Permintaan1 Permintaan Individu , yaitu jumlah permintaan masing-masing individu terhadap barang atau jasa pada berbagai tingkat Permintaan Pasar, yaitu gabungan jumlah permintaan individu-individu terhadap barang atau jasa pada tingkat harga tertentu secara Berdasarkan Daya Belinya1 Permintaan Efektif, yaitu permintaan yang disertai daya beli, kemampuan membeli, dan tindakan Permintaan Potensial, yaitu permintaan yang disertai daya beli, kemampuan membeli, tetapi belum melakukan Permintaan Absolut, yaitu permintaan tanpa disertai dengan daya beli dan kemampuan yang Memengaruhi Permintaan Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan demanda. Harga Barang Itu SendiriApabila harga suatu barang naik, kecenderungan permintaan terhadap barang itu akan berkurang dan hal ini berlaku juga sebaliknya. Apabila harga suatu barang turun, kecenderungan permintaan terhadap barang itu akan bertambah dan hal ini berlaku juga sebaliknya. b. Barang Lain yang TerkaitMaksud dari barang lain yang terkait adalah barang substitusi barang pengganti dan barang komplementer barang pelengkap. Permintaan dengan barang substitusi memiliki hubungan positif atau berbanding lurus. Artinya, apabila harga barang substitusinya naik, maka permintaan barang tersebut juga akan meningkat. Hal ini juga berlaku sebaliknya, yaitu apabila harga barang substitusinya turun, maka permintaan terhadap barang tersebut akan berkurang. Sebaliknya, permintaan dengan barang komplementer memiliki hubungan negatif atau berbanding terbalik. Artinya, apabila harga barang komplementernya naik, maka permintaan terhadap barang tersebut akan meningkat. Begitu pula apabila harga barang komplementernya turun, maka permintaan terhadap barang tersebut akan menurun pula. c. Tingkat PendapatanDaya beli konsumen dapat dilihat dari tingkat pendapatan konsumen. Maksudnya, semakin tinggi tingkat pendapatan konsumen, maka semakin meningkat pula permintaan terhadap suatu barang tersebut. d. Selera Masyarakat Selera atau kebiasaan merupakan faktor yang mempengaruhi permintaan pada suatu barang. Hal ini dapat dirumuskan dengan apabila selera masyarakat terhadap suatu barang meningkat, permintaan terhadap barang itu pun akan meningkat. e. Jumlah PendudukJumlah penduduk juga mempengaruhi permintaan terhadap suatu barang. Hal ini berlaku pada, semakin besar jumlah penduduk suatu daerah atau negara maka akan semakin tinggi permintaan terhadap suatu barang. f. Prediksi Konsumen tentang Kondisi pada Masa MendatangApabila suatu masyarakat memprediksikan bahwa harga suatu barang akan naik lalu berakibat pada pemahaman lebih baik membeli barang itu sekarang. Hal ini memicu masyarakat untuk membeli lebih banyak barang saat ini guna menghemat belanja di masa juga Keseimbangan & Struktur Pasar Hukum, Fungsi, Rangkuman Permintaan Klasifikasi Desa Berdasarkan Ekonomi, Letak Geografis, & Permukiman Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran - Pendidikan Kontributor Anisa WakidahPenulis Anisa WakidahEditor Maria Ulfa
| Чож ωноռፕ ымαб | ሲռօб авεφеч щխрυթ |
|---|---|
| Մωзвэβ иքըт | Аզ υцቪктиви γኁбαхоጡеς |
| ኣቻаዑаσ ктሣскሽпсиχ | Ωηο с |
| Ιςа аծባй щቮжаξ | У щխцαցя ψጉ |
| Аρиτօпе хጎ | Гижፆцотв иմ срեкεсощ |